JAKARTA, investor.id – Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menegaskan, saham-saham di Indonesia termurah di Asean. Ia pun memberikan saran begini untuk investor.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) sempat rontok dalam hingga di atas 6% pada sesi I. Penurunan IHSG membaik ketika perdagangan sesi II dibuka dan terlihat melemah 3,97% ke level 6.218 saat berita ini ditulis.
"Kami melihat bahwa saat ini rasio P/E saham-saham di BEI sudah rendah, yaitu pada angka 10, terendah di antara negara ASEAN lain,” ungkap Jeffrey, Selasa (18/32025).
Jeffrey menyarankan investor agar cermat melihat kondisi fundamental dan selalu rasional dalam mengambil keputusan.
Sebagai informasi, rasio P/E yang rendah sering kali diartikan sebagai saham yang sedang undervalued, memberikan peluang bagi investor untuk membeli saham di harga murah dengan potensi kenaikan di masa depan.
Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menyebut bahwa posisi IHSG hari ini mencerminkan investor Indonesia yang tengah menantikan kebijakan yang pro market.
"Sejauh ini sentimen negatifnya kuat dari pasar Indonesia khususnya," ucap Nafan.
Dihantui Sentimen Negatif
Nafan menyebut, saat ini pasar domestik Indonesia dihantui oleh beberapa sentimen negatif, seperti pelemahan jumlah tingkat kelas menengah. Perubahan ini membuat kondisi makro ekonomi Indonesia dinilai kurang kondusif dan prospektif di masa depan.
"Situasi ini membuat kondisi makro ekonomi domestik Indonesia masih relatif kurang kondusif. Apalagi kita sudah mengalami deflasi. Di sisi lain rupiah pun juga mengalami depresiasi," tambah Nafan.
Menurut Nafan, saat ini investor membutuhkan sebuah dorongan kebijakan yang pro terhadap pasar modal untuk membangkitkan kembali minat berinvestasi di pasar saham Indonesia. Sebab, di antara banyaknya pilihan emerging market, investor asing akan cenderung memilih pasar yang diselimuti kebijakan pro market oleh pemerintahnya.
Berita ini dikutip dari : Investor Daily
Penulis : Indah Handayani
18 Mar 2025 | 14:11 WIB