Super Kawaii Cute Cat Kaoani

Selasa, 25 Februari 2025

Bank Mandiri (BMRI) Raup Laba Segini di Januari

JAKARTA, investor.id - Stockbit Sekuritas dalam ulasannya mengungkap bahwa PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatkan laba bersih (bank only) sebesar Rp 4 triliun pada Januari 2025 (+4,5% yoy, +1,1% mom), relatif sejalan dengan estimasi FY25F konsensus di level +5% yoy.

“Kami menilai kinerja ini sebagai performa yang relatif baik. Secara positif, kinerja tersebut didorong oleh credit cost (CoC) relatif terjaga; dan likuiditas mulai membaik. Di sisi lain, net interest margin (NIM) kembali turun; dan beban operasional membengkak,” sebut Stockbit Sekuritas, Selasa (25/2/2025).

Stockbit menyatakan, CoC bank only BMRI masih terjaga di level yang relatif rendah pada Januari 2025, yakni 0,52% (vs. Januari 2024: 0,65%, Desember 2024: pembalikan -0,03%). Hal ini tercermin pada beban provisi yang turun menjadi Rp 568 miliar (vs. Januari 2024: Rp 594 miliar, Desember 2024: pembalikan provisi Rp 32 miliar).

Kemudian, pertumbuhan kredit bank only melandai ke level +19,3% yoy pada Januari 2025 (vs. Januari 2024: +19,6% yoy, Desember 2024: +20,7% yoy), masih lebih tinggi dibandingkan guidance FY25 dari manajemen di kisaran +10–12% yoy.

“Adapun pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) mencapai +15,1% yoy pada Januari 2025 (vs. Januari 2024: +1,5% yoy, Desember 2024: +6,8% yoy), kembali ke level double digit setelah pertumbuhan rendah pada Desember 2024,” terang Stockbit.

Dinamika keduanya membuat loan–to–deposit ratio (LDR) bank only mulai membaik ke level 93,7%, meski masih lebih tinggi dibandingkan posisi Januari 2024. “Pelonggaran LDR tersebut sejalan dengan guidance FY25 dari manajemen yang menargetkan LDR dapat ternormalisasi dan turun ke kisaran 90–95% selama FY25, setelah sempat membengkak ke level 98,8% pada Desember 2024,” papar Stockbit.

NIM

Adapun, sebut broker itu, NIM BMRI turun ke level 4,42% pada Januari 2025 (-8 bps yoy, -59 bps mom), kembali tertekan ke level 4% setelah sempat melonjak ke level 5% pada Desember 2024. Meski likuiditas mulai melonggar secara bulanan, pertumbuhan DPK lebih didorong oleh deposito, sehingga cost of fund (CoF) relatif tinggi.

Sementara itu, pertumbuhan earnings assets secara bulanan lebih didorong oleh efek (termasuk obligasi pemerintah) yang memiliki yield lebih rendah dibandingkan kredit. Namun, net interest income (NII) masih mencatatkan pertumbuhan secara tahunan yang kuat ke level Rp 6,5 triliun pada Januari 2025 (+11% yoy, -10% mom).

Stockbit Sekuritas menambahkan, beban operasional bank only membengkak sebesar +23% yoy pada Januari 2025, didorong oleh kenaikan beban tenaga kerja (+26% yoy) dan beban lainnya (+18% yoy). Meski demikian, pre–provision operating profit (PPOP) masih dapat tumbuh (+3,3% yoy, +13% mom) akibat ditopang oleh pertumbuhan top–line.




Berita ini dikutip dari : Investor Daily
Penulis : Thresa Sandra Desfika
25 Feb 2025 | 11:00 WIB

0 comments:

Posting Komentar