JAKARTA, investor.id – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau BRI membukukan laba bersih Rp 60,15 triliun pada 2024, naik tipis dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 60,1 triliun. Perolehan laba tersebut sesuai dengan ekspektasi pasar (99%) dan KB Valbury Sekuritas (100%).
Adapun pendapatan bunga BBRI pada 2024 tumbuh 9,9% yoy menjadi Rp 199,26 triliun, meskipun menghadapi tahun yang penuh tantangan akibat tingginya biaya pendanaan. Biaya tersebut telah membatasi pertumbuhan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BBRI.
“Tetapi, pendapatan berbasis biaya (fee income) dan pemulihan yang kuat mendorong pertumbuhan pre-provision operating profit (PPOP) sebesar 9,6% yoy,” tulis analis KB Valbury Sekuritas, Akhmad Nurcahyadi dalam risetnya.
Meskipun pertumbuhan kredit melambat ke 7% yoy, pendekatan BBRI yang berhati-hati dalam menyalurkan kredit – dengan memprioritaskan kualitas aset di tengah peningkatan biaya kredit – dianggap sebagai langkah yang bijak.
“Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) sedikit turun menjadi 7,74%. Itu masih sesuai dengan panduan manajemen BRI dan proyeksi kami, sekaligus sejalan dengan tren industri,” jelas Akhmad.
Sedangkan non-performing loan (NPL) sebesar 2,78% atau mengalahkan ekspektasi KB Valbury Sekuritas dan panduan manajemen BRI, meski biaya kredit mencapai 3,23% atau sedikit meleset dari 3,2%. Selain itu, cost to income ratio (CIR) tetap dalam panduan sebesar 41,59%.
Rekomendasi dan Target Harga Baru
Tahun ini, BBRI memiliki beberapa faktor utama pendorong pertumbuhan. Pertama, peningkatan pertumbuhan kredit di segmen mikro. Kedua, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang lebih kuat. Ketiga, penurunan biaya pendanaan. Keempat, kualitas aset yang tetap terjaga dengan baik.
“Solidnya pendapatan berbasis biaya dan komisi, serta pemulihan lebih lanjut dan pengelolaan biaya yang efisien juga bakal berkontribusi,” sebut Akhmad.
Dengan berbagai faktor tersebut, KB Valbury Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli untuk saham BRI (BBRI). Namun, target harga saham BBRI diturunkan menjadi Rp 5.390 atau 9,6% lebih rendah.
Hal itu mencerminkan tekanan terhadap saham BBRI belakangan ini. Penyesuaian target harga juga sejalan dengan revisi oleh konsensus (turun 20,5%).
Target harga baru tersebut menyiratkan estimasi P/B 2025 sebesar 2,5 kali. Saat ini, saham BBRI diperdagangkan pada estimasi P/B 2025 sebesar 1,8 kali atau sedikit di atas standar deviasi (SD) -1 yang sebesar 1,7 kali.
Berita ini dikutip dari : Investor Daily
Penulis : Jauhari Mahardhika
19 Feb 2025 | 14:02 WIB
0 comments:
Posting Komentar