JAKARTA, investor.id – Harga batu bara terus turun pada Kamis (23/1/2025). Penurunan ini terjadi di tengah melimpahnya pasokan batu bara yang masuk ke konsumen terbesar dunia, yaitu China.
Harga batu bara Newcastle untuk Januari 2025 turun US$ 0,25 menjadi US$ 116,5 per ton. Sedangkan Februari 2025 terkoreksi US$ 2,9 menjadi US$ 119,1 per ton. Sementara itu, Maret 2025 anjlok US$ 1,65 menjadi US$ 121,8 per ton.
Sementara itu, harga batu bara Rotterdam untuk Januari 2025 malah naik US$ 0,6 menjadi US$ 109,1. Sedangkan, Februari 2025 melemah US$ 1,65 menjadi US$ 106,75. Sedangkan pada Maret 2025 terkoreksi US$ 1,5 menjadi US$ 107.
Dikutip dari Trading Economics, Asosiasi Transportasi dan Distribusi Batu bara China mengumumkan bahwa produksi batu bara diperkirakan akan meningkat 1,5% menjadi 4,82 miliar ton pada 2025 setelah tercatatnya produksi tertinggi pada 2024.
Peningkatan produksi ini didorong oleh kapasitas tambang yang diperluas guna menghindari risiko kekurangan pasokan akibat batasan emisi karbon dan penutupan tambang akibat pelanggaran protokol keselamatan.
Perkembangan ini terjadi saat utilitas di berbagai negara menghadapi masalah dengan stok batu bara yang mencetak rekor tinggi, yang meningkat 12% dalam dua bulan hingga Oktober.
Permintaan batu bara semakin tertekan oleh curah hujan yang melimpah di pusat-pusat manufaktur utama China, yang membuat pembangkit listrik tenaga air menjadi pilihan utama dibandingkan pembangkit listrik tenaga batu bara.
Di Eropa, produksi tenaga surya yang kuat sepanjang tahun 2024 mendorong energi terbarukan ini untuk menggeser pembangkit listrik tenaga batu bara untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Impor Batu Bara
Tidak hanya itu, CoalMint menyebutkan, impor batu bara termal China pada bulan Desember 2024 mengalami lonjakan 17% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai 40,08 juta ton (mnt), meskipun sedikit menurun 2,9% dari rekor tertinggi 41,28 mnt yang tercatat pada November.
Volume impor tersebut membawa total impor batu bara termal China selama 2024 menjadi 405,98 mnt, meningkat signifikan sebesar 14,6% dibandingkan tahun lalu, menurut data dari Administrasi Umum Bea Cukai China (GACC). batu bara termal menyumbang 76,6% dari total impor batu bara China pada bulan lalu, yang tercatat sebesar 52,35 mnt.
Secara asal negara, Indonesia semakin mengukuhkan posisinya sebagai pemasok utama batu bara termal untuk China. Pada bulan Desember, Indonesia mengirimkan 25,23 mnt, meningkat 23,2% dibandingkan tahun sebelumnya dan 0,3% dibandingkan November.
Pengiriman batu bara Indonesia menyumbang 62,9% dari total impor batu bara termal China pada bulan tersebut, menurut data Mysteel.
Dari segi penerima, Provinsi Fujian di China bagian tenggara menjadi importir batu bara terbesar pada bulan Desember dengan total 8,83 mnt. Provinsi ini diikuti oleh Guangdong di selatan yang mengimpor 7,5 mnt, serta Zhejiang di bagian timur yang mengimpor 4,25 mnt, berdasarkan data Bea Cukai.
Berita ini dikutip dari : Investor Daily
Penulis : Indah Handayani
24 Jan 2025 | 08:10 WIB
0 comments:
Posting Komentar