Super Kawaii Cute Cat Kaoani

Jumat, 24 Januari 2025

Pasokan Batu Bara Melonjak, Harga Terus Turun

JAKARTA, investor.id – Harga batu bara terus turun pada Kamis (23/1/2025). Penurunan ini terjadi di tengah melimpahnya pasokan batu bara yang masuk ke konsumen terbesar dunia, yaitu China.

Harga batu bara Newcastle untuk Januari 2025 turun US$ 0,25 menjadi US$ 116,5 per ton. Sedangkan Februari 2025 terkoreksi US$ 2,9 menjadi US$ 119,1 per ton. Sementara itu, Maret 2025 anjlok US$ 1,65 menjadi US$ 121,8 per ton.

Sementara itu, harga batu bara Rotterdam untuk Januari 2025 malah naik US$ 0,6 menjadi US$ 109,1. Sedangkan, Februari 2025 melemah US$ 1,65 menjadi US$ 106,75. Sedangkan pada Maret 2025 terkoreksi US$ 1,5 menjadi US$ 107.

Dikutip dari Trading Economics, Asosiasi Transportasi dan Distribusi Batu bara China mengumumkan bahwa produksi batu bara diperkirakan akan meningkat 1,5% menjadi 4,82 miliar ton pada 2025 setelah tercatatnya produksi tertinggi pada 2024.

Peningkatan produksi ini didorong oleh kapasitas tambang yang diperluas guna menghindari risiko kekurangan pasokan akibat batasan emisi karbon dan penutupan tambang akibat pelanggaran protokol keselamatan.

Perkembangan ini terjadi saat utilitas di berbagai negara menghadapi masalah dengan stok batu bara yang mencetak rekor tinggi, yang meningkat 12% dalam dua bulan hingga Oktober.

Permintaan batu bara semakin tertekan oleh curah hujan yang melimpah di pusat-pusat manufaktur utama China, yang membuat pembangkit listrik tenaga air menjadi pilihan utama dibandingkan pembangkit listrik tenaga batu bara.

Di Eropa, produksi tenaga surya yang kuat sepanjang tahun 2024 mendorong energi terbarukan ini untuk menggeser pembangkit listrik tenaga batu bara untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Impor Batu Bara

Tidak hanya itu, CoalMint menyebutkan, impor batu bara termal China pada bulan Desember 2024 mengalami lonjakan 17% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai 40,08 juta ton (mnt), meskipun sedikit menurun 2,9% dari rekor tertinggi 41,28 mnt yang tercatat pada November.

Volume impor tersebut membawa total impor batu bara termal China selama 2024 menjadi 405,98 mnt, meningkat signifikan sebesar 14,6% dibandingkan tahun lalu, menurut data dari Administrasi Umum Bea Cukai China (GACC). batu bara termal menyumbang 76,6% dari total impor batu bara China pada bulan lalu, yang tercatat sebesar 52,35 mnt.

Secara asal negara, Indonesia semakin mengukuhkan posisinya sebagai pemasok utama batu bara termal untuk China. Pada bulan Desember, Indonesia mengirimkan 25,23 mnt, meningkat 23,2% dibandingkan tahun sebelumnya dan 0,3% dibandingkan November.

Pengiriman batu bara Indonesia menyumbang 62,9% dari total impor batu bara termal China pada bulan tersebut, menurut data Mysteel.

Dari segi penerima, Provinsi Fujian di China bagian tenggara menjadi importir batu bara terbesar pada bulan Desember dengan total 8,83 mnt. Provinsi ini diikuti oleh Guangdong di selatan yang mengimpor 7,5 mnt, serta Zhejiang di bagian timur yang mengimpor 4,25 mnt, berdasarkan data Bea Cukai.




Berita ini dikutip dari : Investor Daily
Penulis : Indah Handayani
24 Jan 2025 | 08:10 WIB

Rupiah Melesat Ditopang Pernyataan Trump

JAKARTA, investor.id - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melesat pada Jumat pagi (23/1/2025). Hal itu ditopang meningkatnya prospek pemangkasan suku bunga The Fed setelah pernyataan dari Presiden AS Donald Trump.

Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.11 WIB di pasar spot exchange, rupiah menguat 65 poin (0,4%) ke level Rp 16.218,5 per dolar AS. Pada perdagangan Kamis (23/1/2025), mata uang rupiah sempat ditutup melemah 4 poin berada di level Rp 16.283 per dolar AS.

Ketidakpastian mengenai rencana tarif Trump telah membebani harga obligasi, dengan imbal hasil Treasury yang terus meningkat karena investor obligasi bersiap menghadapi potensi tarif yang dapat memicu inflasi.

Imbal hasil Obligasi AS bertenor 10 tahun berada di 4,637% selama jam perdagangan Asia, lebih rendah dari level tertinggi dalam 14 bulan sebesar 4,809% yang tercatat pekan lalu.

"Trump sebelumnya telah mengisyaratkan keinginannya untuk menurunkan suku bunga sebelum kembali menjabat. Namun, data ekonomi AS saat ini tidak memungkinkan pelonggaran sebesar yang diinginkan Trump tanpa memicu lonjakan inflasi," kata analis pasar senior di City Index Matt Simpson.

Sebagai indikasi kebijakan yang akan datang, Trump mengatakan kepada para pemimpin bisnis di World Economic Forum di Davos, Swiss, pada Kamis bahwa ia ingin menurunkan harga minyak global, suku bunga, dan pajak, serta memperingatkan adanya tarif untuk ekspor ke AS.

"Saya akan menuntut agar suku bunga segera diturunkan. Demikian pula, suku bunga di seluruh dunia seharusnya juga turun," kata Trump melalui konferensi video dari Washington pada hari Kamis.

Langkah Trump

Dolar berada dalam posisi defensif karena investor tetap berhati-hati terhadap langkah-langkah Trump berikutnya terkait perdagangan dan tarif.

"Tidak ada politisi yang mengadvokasi suku bunga yang lebih tinggi, dan Trump selalu dikenal sebagai pendukung suku bunga rendah. Diharapkan presiden akan semakin vokal dan kritis terhadap The Fed,” kata ahli strategi senior suku bunga Asia-Pasifik di TD Securities Prashant Newnaha.

Ketidakpastian mengenai rencana tarif Trump telah membebani harga obligasi, dengan imbal hasil Treasury yang terus meningkat karena investor obligasi bersiap menghadapi potensi tarif yang dapat memicu inflasi.

Imbal hasil Obligasi AS bertenor 10 tahun berada di 4,637% selama jam perdagangan Asia, lebih rendah dari level tertinggi dalam 14 bulan sebesar 4,809% yang tercatat pekan lalu.

"Trump sebelumnya telah mengisyaratkan keinginannya untuk menurunkan suku bunga sebelum kembali menjabat. Namun, data ekonomi AS saat ini tidak memungkinkan pelonggaran sebesar yang diinginkan Trump tanpa memicu lonjakan inflasi," kata analis pasar senior di City Index Matt Simpson.




Berita ini dikutip dari : Investor Daily
Penulis : Indah Handayani
24 Jan 2025 | 09:42 WIB

BBCA Mau RUPST, Siap-siap Dividen

JAKARTA, investor.id - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA mengumumkan akan menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada 12 Maret 2025.

“Pemegang saham yang berhak hadir dalam rapat adalah pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada hari Selasa, tanggal 11 Februari 2025, pukul 16.00 Waktu Indonesia Barat,” jelas direksi BCA (BBCA) dalam pengumumannya.

Tapi, belum diungkap rinci mata acara rapat. “Informasi detail terkait mata acara dan pelaksanaan rapat akan diinformasikan lebih lanjut dalam pemanggilan rapat,” terang direksi BBCA.

Namun jika mengacu RUPST pada tahun lalu, salah satu mata acara rapat adalah persetujuan penggunaan laba bersih.

Dividen

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA beserta entitas anak menutup tahun 2024 dengan pertumbuhan kinerja yang solid. Laba bersih BCA dan entitas anak tumbuh tinggi 12,7% secara tahunan (year on year/yoy) mencapai Rp 54,84 triliun.

Laba bersih BCA didorong oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BCA yang tumbuh 9,5% (yoy) menjadi Rp 82,3 triliun pada 2024. Pendapatan selain bunga naik 10,2% (yoy) menjadi Rp 25,2 triliun, sehingga total pendapatan operasional sebesar Rp 107,4 triliun atau naik 9,7% (yoy).

Seiring dengan pertumbuhan laba yang tinggi tersebut, Presiden Direktur BCA (BBCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan, secara tahunan memang dari nominal dividen yang dibayarkan lebih besar kepada para pemegang saham. Namun, hal tersebut harus melalui persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS) terlebih dahulu.

“Kami pernah janji kepada para investor, dividen yang dibayar BCA absolutnya itu harus lebih tinggi setiap tahun, kecuali pada tahun 2020 pada saat Covid, karena profitnya negatif growth 5%. Nah, tahun ini naik 12,7% ini akan ditentukan nanti dalam RUPS. Saya nggak berani menjanjikan apakah ini akan lebih atau kurang. Tapi seingat saya tahun lalu 68,5% dari profit kami bagi sebagai dividen,” urai Jahja dalam konferensi pers, Kamis (23/1/2025).

Untuk tahun buku 2023, BBCA membagikan dividen total Rp 33,28 triliun atau Rp 270/saham. Terdiri dari Rp 42,5/saham untuk dividen interim, dan Rp 227,5/saham sebagai dividen final.

Di tahun buku 2024, BCA sudah menebar dividen interim Rp 50/saham yang dibayarkan pada 11 Desember 2024.




Berita ini dikutip dari : Investor Daily
Penulis : Thresa Sandra Desfika
24 Jan 2025 | 10:51 WIB

Jangan Salah Beli! Tiga Saham Diprediksi Masuk Indeks MSCI Februari 2025

Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) diprediksi masuk ke indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) saat rebalancing pada Februari 2025 mendatang. Analis menganalisa hanya beberapa saham yang layak dikoleksi dan memiliki prospek cerah pada masa mendatang.

Tiga saham yang santer disebut-sebut berpotensi masuk ke dalam indeks MSCI pada rebalancing Februari 2025 adalah saham milik taipan Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN). Kemudian saham terafiliasi Grup Bakrie dan Salim yakni PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).

Bersamaaan itu, tiga saham di BEI dirumorkan akan didepak dari indeks MSCI mulai Februari 2025. Mereka adalah PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). 

Harga saham BREN, CUAN dan BRMS kompak di jalur menanjak sejak awal tahun 2025.

Pada perdagangan Kamis 23 Januari 2025, harga saham BREN ditutup di level 10.000, naik 150 poin atau 1,52% dibandingkan sehari sebelumnya. Pada periode sama, harga saham CUAN ditutup di level 14.800, naik 150 poin atau 1,02% dan saham BRMS turun 8 poin atau 1,96% ke level 400.

Namun ketiga saham ini telah mengakumulasi kenaikan masing-masing 6,20%, 31,69% dan 17,92% secara year to date. Penguatan ini membawa ketiganya berada di daftar saham penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Equity Analyst Indo Premier Sekuritas David Kurniawan menyoroti tiga kriteria utama dalam rebalancing indeks MSCI. Pertama, kapitalisasi pasar (market cap). Emiten juga mesti memenuhi minimum free float adjusted untuk masuk ke kategori small cap atau large cap.

Kedua, likuiditas dengan mempertimbangkan rata-rata minimum transaksi. Ketiga, secara sektoral emiten harus termasuk dalam sektor yang memenuhi syarat Global Industry Classification Standard (GICS).

David membenarkan, ada rumor yang beredar di pasar bahwa saham BREN, CUAN dan BRMS berpotensi masuk MSCI. Dia mencontohkan BRMS yang berpeluang masuk ke dalam indeks MSCI, berdasarkan perhitungan kasar ketika harga di bawah Rp 485 dengan free float 35%.

Rekomendasi saham BRMS, BREN dan CUAN

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan punya perkiraan yang sejalan dengan rumor di pasar bahwa BREN, CUAN dan BRMS berpotensi masuk MSCI. "Ketiga saham ini menunjukkan peningkatan kapitalisasi pasar dan volume transaksi yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir," kata Ekky kepada Kontan.co.id, Rabu (22/1).

Ekky melirik saham BRMS untuk target harga Rp 500 dan BREN yang berpotensi menguji kembali resistance Rp 10.700.

endiri Stocknow.id Hendra Wardana turut menilai saham BREN, CUAN dan BRMS layak menjadi kandidat konstituen indeks MSCI. Perkiraan Hendra, ketiga saham tersebut memenuhi kriteria kapitalisasi pasar yang besar, likuiditas tinggi dan punya fundamental yang solid.

"Ketiganya menunjukkan performa yang menjanjikan baik dari segi pertumbuhan maupun transaksi harian. Kabar ini menjadi sentimen positif yang menarik perhatian investor," kata Hendra.

Hendra menilai saham BRENCUAN dan BRMS masih layak koleksi dengan target harga masing-masing di Rp 10.650, Rp 15.000 dan Rp 450. 

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto menambahkan, rebalancing indeks MSCI biasanya diikuti aliran dana masuk (capital inflow) yang cukup signifikan terhadap saham yang masuk menjadi konstituen. Mempertimbangkan posisi harga dan market cap saat ini, Pandhu menaksir BREN dan CUAN lebih berpeluang masuk ke indeks MSCI.

Sementara Praktisi Pasar Modal Raden Bagus Bima lebih menjagokan BREN. Dia melihat laju penguatan harga sahamnya sejauh ini terdongkrak oleh ekspektasi pasar terhadap potensi BREN masuk MSCI.  "Apalagi akumulasi investor asing cukup besar dari sejak Desember 2024," kata Bima.

Bima menyarankan buy BREN pada rentang harga Rp 9.850 - Rp 10.000. Pelaku pasar bisa mempertimbangkan resistance Rp 10.500 dan level Rp 12.000 sebagai target harga tertingginya. 




Berita ini dikutip dari : Kontan Investasi
Jumat, 24 Januari 2025 / 06:48 WIB

Menilik Sektor Saham Pilihan di Tahun Ular Kayu 2025

Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki Tahun Ular Kayu 2025, sejumlah sektor saham patut dicermati lantaran memiliki prospek yang lebih menguntungkan.

CLSA menyebutkan bahwa sektor industri yang berelemen kayu dan air bakal prospektif di tahun 2025. Dalam riset terbaru CLSA Feng Shui Index 2025, CLSA menyebutkan bahwa industri berelemen kayu, api, dan air akan jadi sektor unggulan di tahun ini. 

Dari elemen kayu, sektor yang patut dicermati salah satunya adalah sektor konsumer. 

“Cermati industri yang justru berskala kecil, seperti baju,” ujar CLSA dalam riset, Kamis (16/1) lalu.

Industri berelemen air dianggap prospektif lantaran air memiliki hubungan yang kuat dengan kayu. 

“Sektor perdagangan dan logistik bisa dicermati. Selain itu, industri film juga patut dicermati,” ungkapnya.

Untuk industri berelemen api, akan mengalami penguatan di semester II. Menurut CLSA, tahun 2025 merupakan tahun bagus untuk industri minyak dan gas bumi.

Selain itu, industri berelemen tanah dinilai juga bisa prospektif di tahun ini, meskipun peluangnya tidak setinggi dua elemen di atas.

Industri berelemen tanah punya ruang pertumbuhan yang cukup signifikan di tahun ini, meskipun cakupannya tak terlalu luas.

“Sektor yang bisa dilirik adalah infrastruktur dan distribusi gas,” paparnya.

Sebaliknya, industri berelemen logam dianggap kurang prospektif di tahun Ular Kayu. Sehingga, sektor komoditas logam dan otomotif memiliki ruang yang sempit untuk bertumbuh di tahun ini.

Head of Investment Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe melihat, emiten dengan memiliki prospek tinggi di tahun 2025 adalah emiten minyak dan gas bumi yang berelemen api. Hal itu lantaran didorong sentimen kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) yang fokus ke energi fosil.

“Trump mau pakai energi murah dan ini diharapkan akan mendorong kinerja saham energi fosil,” ujarnya kepada Kontan beberapa waktu lalu.

Untuk sektor konsumer yang berelemen kayu, pergerakan sahamnya cenderung stagnan.

“Namun, sentimen positif untuk tahun 2025 di tahun ini berasal dari kemungkinan peningkatan konsumsi domestik yang juga didorong oleh penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI),” paparnya.

Jika dibandingkan antara sektor energi dan konsumer, Kiswoyo melihat sektor energi lebih prospektif di tahun 2025. Kinerja emiten sektor energi memang volatile karena dipengaruhi oleh harga komoditas yang fluktuatif. 

“Namun, price to earning ratio (PER) harga saham sektor energi lebih bagus dibandingkan dengan sektor konsumer,” paparnya.

Sementara, meskipun dilihat bisa prospektif karena berelemen air, saham logistik tidak disarankan untuk dilirik investor lantaran pergerakan sahamnya yang belum ke mana-mana.

Di sisi lain, saham emiten metal yang berelemen logam dan dianggap kurang bagus tahun ini dari penilaian fengshui, dilihat Kiswoyo juga cukup volatile pergerakannya.

“Harga komoditas logam masih volatile lantaran sentimen perekonomian global yang masih belum pasti di tahun ini,” paparnya.

Dari sektor energi, Kiswoyo merekomendasikan beli untuk MEDC dengan target harga Rp 1.500 per saham, ITMG dengan target harga Rp 29.000 per saham, KKGI dengan target harga Rp 700 per saham, dan PTBA dengan target harga Rp 3.000 per saham.

Sementara, dari sektor konsumer, Kiswoyo merekomendasikan beli untuk INDF dengan target harga Rp 9.000 per saham, MYOR dengan target harga Rp 3.000 per saham, dan CLEO dengan target harga Rp 2.000 per saham.





Berita ini dikutip dari : Kontan Investasi
Kamis, 23 Januari 2025 / 22:37 WIB

Harga Emas Antam Naik Rp 1.000 Menjadi Rp 1.608.000 Per Gram Pada Hari Ini (24/1)

Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas batangan bersertifikat Antam keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik pada Jumat (24/1).

Mengutip situs Logam Mulia, harga pecahan satu gram emas Antam berada di Rp 1.608.000. Harga emas Antam itu naik Rp 1.000 jika dibandingkan dengan harga yang dicetak pada Kamis (23/1) yang berada di level Rp 1.607.000 per gram.

Sementara harga buyback emas Antam berada di level Rp 1.456.000 per gram. Harga tersebut naik Rp 1.000 jika dibandingkan dengan harga buyback pada Kamis (23/1) yang ada di Rp 1.455.000 per gram.

Berikut harga emas batangan Antam dalam pecahan lainnya per Jumat (24/1) dan belum termasuk pajak:

  • Harga emas 0,5 gram: Rp 854.000
  • Harga emas 1 gram: Rp 1.608.000
  • Harga emas 5 gram: Rp 7.815.000
  • Harga emas 10 gram: Rp 15.575.000
  • Harga emas 25 gram: Rp 38.812.000
  • Harga emas 50 gram: Rp 77.545.000
  • Harga emas 100 gram: Rp 155.012.000
  • Harga emas 250 gram: Rp 387.265.000
  • Harga emas 500 gram: Rp 774.320.000
  • Harga emas 1.000 gram: Rp 1.548.600.000

Keterangan:

Logam Mulia Antam menjual emas dan perak batangan dalam beberapa ukuran berat (misalnya 1 gram, 2 gram, dan 500 gram). Biasanya harga per gram emas Antam akan berbeda tergantung berat batangnya. Perbedaan ini terjadi karena ada biaya tambahan untuk pencetakan, sehingga harga per gram emas Antam batang kecil lebih mahal dari batang yang lebih besar. Harga yang ada di sini adalah harga per gram emas batang 1 kilogram yang biasa dijadikan patokan pelaku bisnis emas





Berita ini dikutip dari : Kontan Investasi
Jumat, 24 Januari 2025 / 08:30 WIB

Saham PANI Rebound 10 Persen usai ARB 20 Persen

IDXChannel - Saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), perusahaan properti yang dimiliki taipan Aguan dan Grup Salim, rebound pada Jumat (24/1/2025) pagi, setelah mengalami penurunan tajam pada Jumat (24/1/2025).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.48 WIB, saham PANI melejit 10,38 persen ke Rp12.225 per saham. Nilai transaksi saham mencapai Rp453,47 miliar.

Saham PANI memantul cepat usai sempat turun ke Rp9.850 per saham pada menit-menit awal perdagangan pagi ini.

Sebelumnya, pada Kamis (23/1), saham PANI ditutup jatuh 20 persen ke batas auto rejection bawah (ARB), tepatnya 19,89 persen.

Pelemahan beberapa hari terakhir terjadi di tengah memanasnya isu pagar laut di Tangerang, Banten, yang juga melibatkan anak usahanya, PT Cahaya Inti Sentosa (CIS).

Nilai transaksi jumbo, mencapai Rp753,49 miliar, pada Kamis. Sementara, volume perdagangan juga tinggi, yakni sebesar 61,83 juta saham, jauh di atas rata-rata 20 hari (18,36 juta saham).

Pengamat pasar modal, Michael Yeoh, menjelaskan, kasus pagar laut diduga menjadi pemicu aksi jual pada saham PANI.

“Kasus pagar laut, saya tenggarai menjadi trigger dari aksi sell off PANI,” ujarnya kepada IDXChannel.com, Kamis (23/1/2025).

Michael menyebut, "Tren patah dari atas, bisa ke [garis] MA-200, di Rp10.000. Semua pembelian di atas akan susah dijemput dalam waktu singkat."

Ia menambahkan, ada potensi saham PANI bergerak sideways di angka 10.000.

"Rekomendasi untuk buy [beli] di area 11.000-10.000, dengan catatan membatasi risiko di bawah 9.900," kata Michael.

Pada Rabu (22/1), saham PANI ditutup turun 1,95 persen ke Rp13.825 per saham usai mengalami sesi perdagangan yang sangat fluktuatif.

Saham PANI sempat jatuh 10 persen pada 5 menit pertama perdagangan Rabu, sebelum rebound meyakinkan, sebesar 7 persen, selang 5 menit kemudian. Saham PANI sempat menyentuh teritorial positif di kisaran 10.30 WIB, sebelum akhirnya kembali melemah hingga penutupan.

Sebelumnya, pada Selasa (21/1), saham PANI ditutup terjun 9 persen.

Klarifikasi Manajemen

Manajemen PANI sebelumnya angkat bicara terkait isu pagar laut Tangerang yang terkait anak usaha perseroan, PT Cahaya Inti Sentosa (CIS).

Corporate Secretary PANI Christy Grasella menjelaskan, PT Cahaya Inti Sentosa merupakan anak usaha PANI yang diakuisisi pada akhir 2023.

“Benar, PT Cahaya Inti Sentosa (CIS) adalah anak usaha PANI yang diakuisisi pada akhir 2023. Untuk tanah yang dipegang CIS sudah bersertifikat dalam bentuk SHGB [Sertifikat Hak Guna Bangunan], yang dikeluarkan oleh BPN/ATR,” ujar Christy kepada IDXChannel.com, Senin (20/1/2025).

Christy menambahkan, “Dan kondisi lapangan bisa dilihat langsung bahwa lokasi tanah CIS sepenuhnya daratan.”

Menurut laporan keuangan PANI periode Kuartal III-2024, tercatat PANI memiliki 99,33 persen saham di CIS.

Sementara, Christy mengatakan, PT Intan Agung Makmur, yang juga memiliki sertifikat di area pagar laut Tangerang, bukan anak usaha Pantai Indah Kapuk Dua.  “Bukan [anak usaha PANI],” kata Christy.

Langkah Kementerian ATR/BPN

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menyatakan hasil investigasi kepemilikan HGB (Hak Guna Bangunan) dan Sertifikat Hak Milik (SHM) di lokasi pagar laut Tangerang, Banten, menyalahi prosedur.

Menteri ATR/Kepala BPN Nusron Wahid mengatakan, berdasarkan hasil penelusuran ditemukan sejumlah sertifikat yang berada di luar garis pantai. Sehingga seharusnya tidak ada kepemilikan HGB atau SHM di atas kawasan tersebut.

"Secara faktual pada kondisi saat ini terdapat sertifikat yang berada di bawah laut. Setelah kami teliti dan cocokkan dengan data spasial, peta garis pantai, serta dokumen lainnya, ditemukan bahwa beberapa sertifikat berada di luar garis pantai," kata Nusron di Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (22/1/2025).

Sebelumnya Menteri Nusron telah mengungkapkan terdapat 280 sertifikat ditemukan di kawasan pagar laut yang berada di Desa Kohod. sertifikat tersebut terdiri dari 263 sertifikat Hak Guna Bangunan dan 17 sertifikat Hak Milik.

Kepemilikan HGB itu terdiri dari 234 bidang sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) atas nama PT Intan Agung Makmur, 20 bidang SHGB atas nama PT Cahaya Inti Sentosa, 9 bidang atas nama perseorangan. 

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021, pencabutan sertifikat hak atas tanah dapat dilakukan oleh Kementerian ATR/BPN tanpa perintah pengadilan jika terjadi cacat administrasi dan belum mencapai usia lima tahun sejak diterbitkan. 

"Karena sebagian besar sertifikat ini terbit pada tahun 2022–2023, maka syarat cukup untuk pembatalan terpenuhi," kata dia. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.



Berita ini dikutip dari : IDX Channel
Market news, TIM RISET IDX CHANNEL 24/01/2025 09:54 WIB

Prospek Saham United Tractors (UNTR) di Tengah Volatilitas Harga Komoditas

IDXChannel - PT United Tractors Tbk (UNTR) menjadi sorotan di tengah volatilitas harga komoditas.

Pasalnya, UNTR menargetkan penjualan 4.600 unit alat berat pada 2025, lebih tinggi dari target tahun 2024 sebanyak 4.300 unit. 

Penjualan alat berat berukuran besar tetap menjadi andalan UNTR, dengan target 1.450 unit pada 2024 dan 1.500 unit pada 2025.

Sementara di segmen jasa pertambangan, perseroan melalui PT Pamapersada Nusantara (PAMA) membidik pertumbuhan volume produksi batu bara sebesar 2-3 persen secara tahunan pada 2025. 

Untuk segmen emas, perseroan melalui PT Agincourt Resources menarget produksi gabungan dari tambang Martabe dan Sumbawa (SJR) sebesar 240 ribu ons pada 2025, naik tipis dari target 235 ribu ons pada 2024.

Prospek Bisnis

Riset Maybank Sekuritas Indonesia bertajuk United Tractors: Sustained Growth menilai, UNTR masih cukup atraktif dalam diversifikasi bisnis persewaan alat berat, khususnya segmen batubara, hingga emas.

Maybank mengestimasi harga batu bara acuan Newcastle untuk 2024-2025 dapat tumbuh di kisaran USD120-USD135 per ton, dari proyeksi 2024 dengan range USD80-USD100 per ton.

Hasan Barakwan, analis Maybank menilai harga batu bara global berpeluang rebound, menguat menyusul pulihnya permintaan global.

“Perang Rusia-Ukraina masih menjadi faktor utama melonjaknya harga komoditas global, termasuk harga batu bara,” kata Hasan dalam riset yang diterbitkan pada 21 Januari 2025.

Adapun PAMA dinilai masih dominan sebagai kontraktor pihak ketiga terbesar di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 17 persen. PAMA berpeluang mencatat pertumbuhan volume produksi batu bara sebesar 2-3 persen secara tahunan pada 2025. 

Sementara ekspansi produksi emas yang dipacu oleh upgrade fasilitas tailings storage facility (TSF) di tambang Martabe juga dipandang dapat memacu produksi tambang Sumbawa. Untuk segmen alat berat, UNTR dengan merek Komatsu diramal dapat mencatatkan pertumbuhan penjualan.

Target Saham

Analis masih mempertahankan rating BUY terhadap UNTR, dengan target harga (TP) berbasis Discounted Cash Flow (DCF) sebesar Rp31.500.

Hingga Jumat (24/1/2025) pukul 10:01 WIB, saham UNTR naik 0,79 persen ke Rp25.650. Transaksi-net mencapai Rp6,20 miliar

“Rekomendasi ini didukung oleh diversifikasi bisnis UNTR yang solid, strategi alokasi modal, dan posisi keuangan,” tutur Hasan.

Diversifikasi bisnis UNTR ke segmen emas menjadi penopang terhadap volatilitas harga batu bara, yang sebelumnya menjadi kontributor utama pendapatan.

Namun, UNTR tetap menghadapi risiko dari penurunan harga komoditas yang dapat menekan margin. Selain itu, inovasi teknologi oleh perusahaan tambang untuk memperpanjang masa pakai alat berat juga menjadi tantangan tersendiri. 

“Potensi peningkatan tarif kontrak pertambangan, diversifikasi ke sektor non-batu bara, dan pertumbuhan volume kontrak menjadi faktor yang dapat mendorong kinerja perusahaan ke depan,” kata Hasan.

(DESI ANGRIANI)



Berita ini dikutip dari : IDX Channel
Market news, Dinar Fitra Maghiszha 24/01/2025 11:01 WIB

Saham RATU Cetak ARA Lagi, Kapitalisasi Pasarnya Lampaui RAJA

IDXChannel - Saham PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) kembali menyentuh batas auto reject atas (ARA) pada perdagangan Jumat (24/1/2025). Kenaikan ini membuat nilai kapitalisasi pasar RATU melampaui induknya, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA).

Saham RATU kembali ARA setelah naik 10 persen ke Rp7.150 meskipun masuk papan pemantauan khusus. Kenaikan itu membuat saham emiten migas milik Happy Hapsoro mencatat ARA untuk kedelapan kalinya sejak IPO pada 8 Januari 2025. Investor yang membeli di harga IPO meraih imbal hasil (return) hingga 521 persen.

Nilai kapitalisasi pasar RATU ikut terkerek naik menjadi Rp19,4 triliun. Valuasi itu di atas kapitalisasi pasar RAJA yang kini berada di kisaran Rp16 triliun. Hingga pukul 11:10 WIB, saham RAJA terkoreksi 2,8 persen ke Rp3.830.

Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas, Fath Aliansyah Budiman menilai, pergerakan saham IPO seperti RATU sangat tergantung dari bid-offer dan nilai transaksi harian. Apabila nilai transaksinya masih kecil, maka potensi kembalinya ARA masih terbuka lebar.

"Terlepas dapatnya sedikit banget (saat IPO) kalau punya saham RATU. Misalnya skenario terbaik ARA, apalagi volume dan value-nya kecil, ya sudah nggak masalah, ARA-nya masih berpotensi lanjut lagi," katanya belum lama ini.

Saham RATU mencetak kinerja fenomenal sejak IPO pada 8 Januari 2025. RATU menjadi saham paling dinanti yang tercermin dari sahamnya yang mengalami kelebihan permintaan (oversubscription) hingga 313,5 kali. Sebagian besar investor ritel hanya memperoleh 2-3 lot saham RATU saat penjatahan pooling (pooling allotment).

Tak pelak, harga sahamnya mengalami ARA berjilid-jilid dan menjadi rebutan pelaku pasar di pasar reguler. Kondisi ini membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) turun tangan dan menetapkan status unusual market activity (UMA), suspensi sebanyak dua kali, hingga terakhir dimasukkan ke dalam papan FCA.

Kenaikan harga saham RATU ditengarai akibat berbagai sentimen. Selain saham yang dilepas ke publik tidak terlalu banyak, rumor taipan Prajogo Pangestu menjadi investor kakap alias anchor buyer dalam IPO RATU turut mengerek saham RATU.

Namun, jumlah antrean pembelian (bid) saham RATU terus berkurang. Berdasarkan pantauan IDXChannel, bid pada saham RATU saat ini sekitar 200 ribu lot. Hingga siang ini, nilai transaksi saham RATU mencapai Rp5,5 miliar dengan volume 7.630 lot saham.

(Rahmat Fiansyah)



Berita ini dikutip dari : IDX Channel
Market news, Rahmat Fiansyah 24/01/2025 11:25 WIB

RS Mayapada (SRAJ) Private Placement Sekaligus Rilis Surat Utang, Ini Tujuannya

IDXChannel - Emiten pengelola Rumah Sakit Mayapada, PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) menggelar private placement sekaligus menerbitkan surat utang.

Manajemen SRAJ menjelaskan, PMTHMETD dan penerbitan surat utang merupakan satu rangkaian transaksi pendanaan oleh investor strategis.

Dalam private placement, perseroan akan menerbitkan 1,2 miliar saham baru yang telah disetujui dalam RUPS Independen pada 21 Agustus 2024.

"Jumlah dana yang diperoleh dari PMTHMETD tersebut akan digunakan untuk melunasi utang kepada pemegang saham serta menambah modal kerja," tulis manajemen SRAJ dalam keterbukaan informasi BEI, Kamis (23/1/2025).

Sementara itu, surat utang yang akan diterbitkan SRAJ kepada para investor mencapai USD157 juta yang ditandatangani pada 29 November 2024.

Aksi korporasi ini melibatkan firma investasi swasta asal Amerika Serikat yang dikelola oleh Bain Capital Credit, LP dan afiliasinya.

Terdiri atas pengambilbagian saham atau Shares Subscription Agreement dengan BCCS Maverick (A) I LP, yang mencakup rencana penerbitan saham baru senilai USD32 juta. Harga per saham akan ditentukan sesuai regulasi Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Kemudian pembelian surat utang atau Bond Subscription Agreement dengan BCSS Maverick Holdings I, LP dan BCSS Maverick Holdings II, LP, untuk penerbitan surat utang dengan nilai pokok USD125 juta. Masing-masing dari investor surat utang merupakan entitas yang seluruh modalnya dimiliki oleh investor saham.

Selanjutnya, dana yang diperoleh dari penerbitan surat utang ini akan dialokasikan untuk pembangunan Gedung Tower 3 Mayapada Hospital Jakarta Selatan, pembangunan gedung rumah sakit Mayapada Apollo Batam International Hospital, pembelian lahan untuk pembangunan Mayapada Hospital Surabaya 2, pembelian lahan untuk perluasan Mayapada Hospital Surabaya.

(DESI ANGRIANI)




Berita ini dikutip dari : IDX Channel
Market news, Desi Angriani 24/01/2025 12:03 WIB

Balik Arah, IHSG Sesi I Terpental ke Zona Merah

IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) balik arah pada pada penutupan perdagangan sesi pertama Jumat (24/1/2025).

Indeks saham turun 0,23 persen atau 16,48 poin ke level 7.216. Total volume saham yang diperdagangkan sebanyak 10,40 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp6,56 triliun, dan ditransaksikan sebanyak 687.889 kali.

Sebanyak 312 saham harganya turun, 220 saham harganya naik dan 262 saham lain harganya stagnan.

Sektor infrastruktur turun 1,12 persen, sektor energi turun 0,73 persen, sektor teknologi turun 0,70 persen, sektor transportasi turun 0,21 persen, sektor industri turun 0,07 persen, sektor keuangan turun 0,05 persen. 

Sementara itu, sektor properti naik 1,73 persen, sektor bahan baku naik 0,26 persen, sektor non siklikal naik 0,15 persen, dan sektor siklikal naik 0,01 persen, sementara sektor kesehatan stagnan.

Tiga saham yang menempati posisi top gainers yaitu PT Golden Flower Tbk (POLU) naik 24,63 persen ke Rp2.530, PT Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE) naik 24,06 persen ke Rp232, dan PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) naik 16,70 persen ke Rp12.925.

Tiga saham yang menempati posisi top losers yaitu PT Satria Antaran Prima Tbk (SAPX) turun 12,31 persen ke Rp1.140, PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk (SMKL) turun 11,57 persen ke Rp191 dan PT Raja Roti Cemerlang Tbk (BRRC) turun 9,72 persen ke Rp65.

Lalu, tiga saham yang teraktif diperdagangkan hingga sesi pertama ini antara lain, PT Multitrend Indo Tbk (BABY), PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) dan PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK). 

(DESI ANGRIANI)




Berita ini dikutip dari : IDX Channel
Market news, Cahya Puteri Abdi Rabbi 24/01/2025 11:49 WIB

Rabu, 22 Januari 2025

Harga Emas Antam Naik Rp 15.000 Menjadi Rp 1.606.000 Per Gram pada Hari Ini (22/1)

Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas batangan bersertifikat Antam keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) melonjak tinggi pada Rabu (22/1).

Mengutip situs Logam Mulia, harga pecahan satu gram emas Antam berada di Rp 1.606.000. Harga emas Antam itu naik Rp 15.000 jika dibandingkan dengan harga yang dicetak pada Selasa (21/1) yang berada di level Rp 1.591.000 per gram.

Sementara harga buyback emas Antam berada di level Rp 1.454.000 per gram. Harga tersebut naik Rp 17.000 jika dibandingkan dengan harga buyback pada Selasa (21/1) yang ada di Rp 1.437.000 per gram.

Berikut harga emas batangan Antam dalam pecahan lainnya per Rabu (22/1) dan belum termasuk pajak:

Harga emas 0,5 gram: Rp 853.000

Harga emas 1 gram: Rp 1.606.000

Harga emas 5 gram: Rp 7.805.000

Harga emas 10 gram: Rp 15.55.000

Harga emas 25 gram: Rp 38.762.000

Harga emas 50 gram: Rp 77.445.000

Harga emas 100 gram: Rp 154.812.000

Harga emas 250 gram: Rp 386.765.000

Harga emas 500 gram: Rp 773.320.000

Harga emas 1.000 gram: Rp 1.546.600.000

Keterangan:

Logam Mulia Antam menjual emas dan perak batangan dalam beberapa ukuran berat (misalnya 1 gram, 2 gram, dan 500 gram). Biasanya harga per gram emas Antam akan berbeda tergantung berat batangnya. Perbedaan ini terjadi karena ada biaya tambahan untuk pencetakan, sehingga harga per gram emas Antam batang kecil lebih mahal dari batang yang lebih besar. Harga yang ada di sini adalah harga per gram emas batang 1 kilogram yang biasa dijadikan patokan pelaku bisnis emas





Berita ini dikutip dari : Kontan Investasi
Rabu, 22 Januari 2025 / 08:35 WIB

Giliran BBRI

JAKARTA, investor.id - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau BRI, Sunarso memborong sebanyak 210.000 saham perseroan.

Sunarso melakukan transaksi beli saham BBRI pada 16 Januari 2025 di harga Rp 4.200/saham. Sehingga nilai keseluruhan transaksinya Rp 882 juta.

Sebelum transaksi, bos BBRI itu memiliki 5.658.656 saham perseroan. Setelah transaksi menjadi 5.868.656 saham.

“Tujuan transaksi, investasi,” jelas Sekretaris Perusahaan BRI, Agustya Hendy Bernadi dalam keterbukaan informasi dikutip Rabu (22/1/2025).

Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) sendiri ditutup menghijau 0,95% ke Rp 4.260 pada perdagangan 21 Januari kemarin. Sebanyak 345,22 juta saham ditransaksikan, frekuensi 60.127 kali, dan nilai transaksi Rp 1,49 triliun. BBRI masuk top leaders kemarin di nomor dua dengan kontribusi +6,15%.

Pada perdagangan 20 Januari, saham ini bahkan mampu lompat 3,18%. Giliran BBRI yang ambil panggung. Asing sendiri mulai masuk lagi ke saham BRI. Dalam sepekan terakhir, asing net buy BBRI Rp 1,2 triliun.

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau BRI, Sunarso sempat muncul di podcast konglomerat Hermanto Tanoko. Sebagaimana dapat diakses pada Youtube Hermanto Tanoko.

Sunarso mengungkit banyak hal, di antaranya mengenai fundamental BRI (BBRI).

Dalam kesempatan tersebut, Sunarso menegaskan bahwa fundamental BRI masih sangat baik dan sangat solid. “Dalam situasi yang tidak mudah kita masih berusaha mempertahankan bahwa profitabilitas kita, laba kita sama dengan tahun lalu,” paparnya.

Dia juga menambahkan bahwa rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) BBRI masih lebih dari 26%. “Dan sekarang kalau kita punya 26% itu berarti kita masih punya room untuk penggunaan capital itu lebih dari 7%. Artinya itu sampai 5 tahun ke depan berapapun laba BRI tidak perlu ditahan untuk memperkuat permodalan,” katanya.

“Artinya berapapun laba BRI harus dibagi supaya return on equity saya masih bisa bertahan dan ini sebenarnya bank kalau saya katakan jarang di dunia ini. Di dalam waktu yang bersamaan punya modal yang kuat tapi return on equity-nya masih berkisar 19-20% itu jarang,” sambungnya.

Prediksi Dividen

Sementara itu, Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau BRI diprediksi memberikan imbal hasil (yield) dividen tertinggi tahun 2025 sehingga tak perlu dipertanyakan lagi. BRI kini berada di jalur tepat untuk meraih profitabilitas, ditopang oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih (NII) dan terkendalinya biaya operasional. 

Berdasarkan riset Macquarie, yield dividen BBRI tahun 2025 diprediksi mencapai 8,2%, diikuti oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar 6,7%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) 6,2%, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) 3,4%, dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) 1,1%. 

Secara umum, Macquarie mencatat, per November 2024, tiga bank Himbara mencetak pertumbuhan laba bersih 4-5%, sedangkan BBCA memimpin sebesar 14%. Secara umum, kinerja ini sudah sejalan dengan proyeksi.




Berita ini dikutip dari : Investor Daily
Penulis : Thresa Sandra Desfika
22 Jan 2025 | 07:29 WIB