JAKARTA, investor.id - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau BRI, Sunarso memborong sebanyak 210.000 saham perseroan.
Sunarso melakukan transaksi beli saham BBRI pada 16 Januari 2025 di harga Rp 4.200/saham. Sehingga nilai keseluruhan transaksinya Rp 882 juta.
Sebelum transaksi, bos BBRI itu memiliki 5.658.656 saham perseroan. Setelah transaksi menjadi 5.868.656 saham.
“Tujuan transaksi, investasi,” jelas Sekretaris Perusahaan BRI, Agustya Hendy Bernadi dalam keterbukaan informasi dikutip Rabu (22/1/2025).
Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) sendiri ditutup menghijau 0,95% ke Rp 4.260 pada perdagangan 21 Januari kemarin. Sebanyak 345,22 juta saham ditransaksikan, frekuensi 60.127 kali, dan nilai transaksi Rp 1,49 triliun. BBRI masuk top leaders kemarin di nomor dua dengan kontribusi +6,15%.
Pada perdagangan 20 Januari, saham ini bahkan mampu lompat 3,18%. Giliran BBRI yang ambil panggung. Asing sendiri mulai masuk lagi ke saham BRI. Dalam sepekan terakhir, asing net buy BBRI Rp 1,2 triliun.
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau BRI, Sunarso sempat muncul di podcast konglomerat Hermanto Tanoko. Sebagaimana dapat diakses pada Youtube Hermanto Tanoko.
Sunarso mengungkit banyak hal, di antaranya mengenai fundamental BRI (BBRI).
Dalam kesempatan tersebut, Sunarso menegaskan bahwa fundamental BRI masih sangat baik dan sangat solid. “Dalam situasi yang tidak mudah kita masih berusaha mempertahankan bahwa profitabilitas kita, laba kita sama dengan tahun lalu,” paparnya.
Dia juga menambahkan bahwa rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) BBRI masih lebih dari 26%. “Dan sekarang kalau kita punya 26% itu berarti kita masih punya room untuk penggunaan capital itu lebih dari 7%. Artinya itu sampai 5 tahun ke depan berapapun laba BRI tidak perlu ditahan untuk memperkuat permodalan,” katanya.
“Artinya berapapun laba BRI harus dibagi supaya return on equity saya masih bisa bertahan dan ini sebenarnya bank kalau saya katakan jarang di dunia ini. Di dalam waktu yang bersamaan punya modal yang kuat tapi return on equity-nya masih berkisar 19-20% itu jarang,” sambungnya.
Prediksi Dividen
Sementara itu, Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau BRI diprediksi memberikan imbal hasil (yield) dividen tertinggi tahun 2025 sehingga tak perlu dipertanyakan lagi. BRI kini berada di jalur tepat untuk meraih profitabilitas, ditopang oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih (NII) dan terkendalinya biaya operasional.
Berdasarkan riset Macquarie, yield dividen BBRI tahun 2025 diprediksi mencapai 8,2%, diikuti oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar 6,7%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) 6,2%, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) 3,4%, dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) 1,1%.
Secara umum, Macquarie mencatat, per November 2024, tiga bank Himbara mencetak pertumbuhan laba bersih 4-5%, sedangkan BBCA memimpin sebesar 14%. Secara umum, kinerja ini sudah sejalan dengan proyeksi.
Berita ini dikutip dari : Investor Daily
Penulis : Thresa Sandra Desfika
22 Jan 2025 | 07:29 WIB
0 comments:
Posting Komentar