Bloomberg Technoz, Jakarta - Empat saham bank besar Indonesia bergerak bervariasi pada perdagangan hari ini, Kamis (3/10/2024) di tengah sentimen deflasi yang terjadi lima bulan beruntun bagi Indonesia, dan juga respons kebijakan BI Rate oleh Bank Sentral di penghujung tahum 2024.
Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih mengalami tekanan. Demikian juga dengan pergerakan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang sama melemah.
Sementara, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mampu menguat dengan bergerak lebih baik daripada penutupan hari sebelumnya, dan saham PT Bank Negara Indonesia (BBNI) juga berhasil menghijau.
Berikut pergerakan keempat saham bank tersebut berdasarkan data Bloomberg hingga tutup perdagangan Kamis.
- BBCA melemah 50 poin atau tertekan 0,47% ke Rp10.450/saham
- BBRI melemah 20 poin atau tertekan 0,40% ke Rp4.920/saham
- BMRI menguat 75 poin atau dengan kenaikan 1,08% ke level Rp7.050/saham
- BBNI menguat 25 poin atau dengan kenaikan 0,46% ke level Rp5.375/saham
Pergerakan keempatnya belakangan tengah menjadi perhatian investor di tengah sentimen Badan Pusat Statistik (BPS) yang melaporkan terjadi deflasi pada September, menjadi deflasi bulan kelima berturut-turut. Deflasi pada September tercatat 0,12%, lebih 'dalam' dibandingkan sebelumnya.
Sementara itu, Indeks Harga Konsumen pada September tercatat di angka 1,84% year-on-year/yoy, menjadi yang pertama kali sejak Desember 2021 inflasi RI ada di bawah 2%.
Data deflasi September dan melambatnya inflasi IHK di bawah 2% untuk pertama kali dalam tiga tahun, kemungkinan mengerek lebih besar potensi Bank Indonesia untuk memangkas suku bunga acuan pada RDG Oktober ini.
Sebelumnya BI mengaku sedang memantau perkembangan inflasi dalam negeri untuk mencermati hingga mempertimbangkan potensi pemangkasan lanjutan suku bunga acuan (BI Rate) ke depan.
Deputi Gubernur BI Juda Agung menyebut dalam menentukan kebijakan moneter ke depan, Bank Sentral masih mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik. Dari sisi global, kebijakan suku bunga Amerika Serikat, Eropa, dan China menjadi fokus utama pihaknya.
“Inflasi di domestik yang tentu saja kami terus mencermati apakah ada ruang penurunan suku bunga lebih lanjut,” kata Juda dalam Peluncuran Aplikasi Kalkulator Hijau dan Peluncuran Buku Kajian Stabilitas Keuangan di Kantor Pusat BI, Rabu.
Analis CGS International Sekuritas Handy Noverdanius dalam riset terbarunya memaparkan, kebijakan pemotongan suku bunga BI Rate dapat memberikan dorongan positif terhadap perbankan, terutama bagi likuiditas simpanan.
“Menurut kami pemotongan suku bunga The Fed 50 basis poin pada September 2024, dan pemotongan BI Rate 25 bps dalam RDG BI September 2024, akan menjadi katalis positif bagi CoF industri perbankan pada paruh kedua tahun 2024,” tulis Noverdanius.
Singkatnya, CGS International Sekuritas juga akan melihat peningkatan Margin Bunga Bersih (Net Interest Margin/NIM) di paruh kedua tahun 2024, karena penyesuaian ulang Biaya Dana (Cost of Fund/CoF) yang tercermin dalam 1-3 bulan.
“Dari perhitungan kami, setiap penurunan BI rate sebesar 25 bps dapat menurunkan CoF bank-bank BUMN utamanya, sebesar ~10 bps,” jelasnya.
Terbaru, Weldon Sng, Analis HSBC memberikan rekomendasi Buy/ Beli saham BBNI dengan target mencapai Rp6.100/saham. Kemudian Melissa Kuang, Analis Goldman Sachs, memberikan rekomendasi Buy dengan target harga Rp6.450/saham. Sementara Handy Noverdanius, target harga saham BBNI di harga Rp6.500/saham.
Terbaru, Jayden Vantarakis, Analis Macquarie memberikan rekomendasi dan rating outperform pada saham BBRI dengan target harga Rp6.630/saham. Selanjutnya Yap Swie Cu, Analis Yuanta Investment Consulting memberikan rekomendasi Buy/ Beli dengan target harga mencapai Rp6.800/saham.
Terbaru, Erni M Siahaan, Analis Ciptadana Sekuritas memberikan rekomendasi Buy pada saham BBCA dengan target harga Rp11.600/saham. Selanjutnya Sarina Lesmina, Analis CLSA memberikan rekomendasi Buy dengan rating outperform target harga mencapai Rp11.900/saham.
Terbaru, Prasetya Gunadi, Analis Samuel Sekuritas Indonesia memberikan rekomendasi Buy pada saham BMRI dengan target harga Rp8.500/saham. Lebih tinggi, Arief Machrus, Analis Sinarmas Sekuritas memberikan rekomendasi Buy dengan target harga mencapai Rp8.600/saham.
Berita ini dikutip dari : Bloombergtechnoz.com
Muhammad Julian Fadli
03 October 2024 17:30
0 comments:
Posting Komentar