JAKARTA, investor.id – PT Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) dan PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM), duo entitas usaha Grup Pelindo, kompak menorehkan laba tahun berjalan masing-masing bertumbuh sebesar 4,28% dan 1,10% pada periode Januari-September 2024.
Manajemen IPCC mengklaim, trafik IPCC secara konsolidasi sampai September 2024 telah mengalami pertumbuhan sebesar 13,5% yoy atau setara 90.820 unit, berkat pembukaan terminal Semayang di Balikpapan dan pengoperasian satelit baru di Trisakti, Banjarmasin pada Oktober 2024.
Ekspansi-ekspansi tersebut dinilai telah men-generate pendapatan, sehingga torehan laba bersih IPCC terangkat sebesar 4,28% menjadi Rp 148,02 miliar dari sebelumnya Rp 141,92 miliar. Termasuk laba per saham dasar yang naik 4,2% dari Rp 78,06 menjadi Rp 81,40 per saham.
Lebih spesifik lagi, Manajemen IPCC juga menyebutkan, penanganan kargo alat berat dan truk/bus di seluruh wilayah kerja perseroan melambung sebesar 74,1%.
Direktur Keuangan, SDM dan Manajemen Risiko IPCC, Wing Megantoro menyampaikan, dari sisi rasio profitabilitas, IPCC memperlihatkan kinerja cukup positif sehubungan dengan naiknya laba tahun berjalan yang membuat Net Profit Margin IPCC pada kuartal III-2024 menguat menjadi 26,24% dibanding periode sama tahun lalu sebesar 25,89%.
Diikuti dengan kenaikan EBITDA Margin sebesar 46,7%. Menurut Wing, IPCC concern untuk meningkatkan efisiensi operasi pada semua lini yang diharapkan mampu memberikan nilai tambah bagi investor.
“Hingga saat ini, IPCC memiliki pondasi keuangan yang solid ditandai dengan tidak memiliki pinjaman dalam bentuk obligasi, perbankan atau instrumen keuangan lainnya sehingga ruang pendanaan untuk melakukan ekspansi bisnis terbuka,” papar Wing dalam keterangan resminya, Selasa (29/10/2024).
Merujuk rilis laporan keuangan interim yang berakhir 30 September 2024, IPCC mengumumkan telah membukukan pendapatan operasi IPCC naik sebesar 6,87% dari sebelumnya Rp 548 miliar, menjadi Rp 585 miliar. Didukung oleh pendapatan dari bisnis pelayanan jasa terminal perseroan yang lebih tinggi 8,63% dari Rp 504 miliar menjadi Rp 548 miliar.
Lantaran, terminal IPCC kebanjiran unit kendaraan listrik (electric vehicle/EV) seperti BYD, Wuling, Citroen, Vinvast dan AION serta merek-merek lain khususnya cabang Jakarta terhitung sejak Juni 2024 di mana per bulannya meningkat 19% dengan total 15.988 unit.
Sayangnya, pendapatan IPCC dari bisnis pelayanan jasa barang justru agak terpukul dari semula berkontribusi Rp 30 miliar, pada kuartal III-2024 terpangkas menjadi Rp 18,29 miliar. Sebaliknya, bisnis pelayanan rupa-rupa usaha dan pengusahaan tanah, bangunan, air dan listrik secara serempak menunjukkan kenaikan.
Beban pokok pendapatan IPCC membengkak sebanyak 19,12% menjadi Rp 343 miliar, akibat meningkatnya beban konsesi, bahan dan utilitas, hingga beban eksploitasi lainnya.
Yang pada gilirannya, peningkatan beban pokok pendapatan tersebut menggerus laba kotor IPCC cukup dalam dari Rp 259 miliar pada kuartal III-2023, menjadi Rp 242 miliar pada kuartal III-2024.
Beban operasi lain IPCC pada sembilan bulan tahun ini juga membengkak dari Rp 12,58 miliar, menjadi Rp 14,97 miliar, disebabkan oleh kenaikan tipis pajak final pendapatan keuangan dan lain-lain.
Akan tetapi, dari sisi penghasilan operasi, IPCC mencetak pertumbuhan signifikan menjadi Rp 4,3 miliar ketimbang sebelumnya Rp 72,48 juta. Begitupun dengan pendapatan keuangan IPCC yang melejit dari Rp 28,69 miliar menjadi Rp 30,88 miliar berkat pertumbuhan bunga deposito berjangka dari Rp 27,34 miliar menjadi Rp 29,98 miliar.
Adapun, bunga dari jasa giro tercatat melemah menjadi Rp 900 juta ketimbang sebelumnya mencapai Rp 1,45 miliar. Praktis, beban keuangan IPCC pada periode sampai September 2024 menyusut menjadi Rp 23,63 miliar dibanding tahun sebelumnya Rp 38,84 miliar.
Kinerja IPCM
Sama seperti IPCC, kinerja PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) pada sembilan bulan tahun ini juga mencetak laba tahun berjalan tumbuh sebesar 1,10% dari Rp 119,77 miliar menjadi Rp 121,10 miliar. Pertumbuhan ini mendongkrak laba per saham dasar IPCM menjadi Rp 22,95 per saham dari sebelumnya RP 22,70 per saham.
Berdasarkan laporan keuangan yang berakhir pada 30 September 2024, pendapatan IPCM tercatat naik sebesar 10,31% secara yoy menjadi Rp 946,62 miliar dari sebelumnya Rp 858,11 miliar.
Utamanya, disumbang dari bisnis jasa pelayanan kapal yang naik 15,50% secara yoy menjadi Rp 873,51 miliar atau mencerminkan 92,27% dari total pendapatan. Bisnis ini meliputi penundaan sebesar Rp 812 miliar dan pemanduan sebesar Rp 61,49 miliar. Kontribusi pendapatan lainnya diperoleh dari jasa pengangkutan dan lainnya sebesar Rp 73,11 miliar.
Pendapatan jasa penundaan kapal yang terdiri dari pelabuhan umum senilai Rp 392,42 miliar, Terminal Khusus (Tersus) sebanyak Rp 317,63 miliar dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) sebesar Rp 163,45 miliar.
Peningkatan pendapatan Pelabuhan Umum dan Tersus pada periode ini mengalami kenaikan, dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 20,37% dari periode tahun sebelumnya dan 39,64% dibanding periode 2023.
Ini menunjukkan IPCM mampu meningkatkan pertumbuhan volume bisnis pada sebagian besar segmen. Pertumbuhan IPCM juga diimbangi dengan kenaikan total aset sebesar 1,07% dari Rp 1,52 triliun pada 2023 menjadi Rp 1,54 triliun pada 9M-2024.
Direktur Utama IPCM, Shanti Puruhita optimistis, dari berbagai tantangan yang dihadapi pada tahun ini, perseroan akan mampu mencapai kinerja lebih baik dari sebelumnya dan mempertahankan fundamental perseroan yang baik.
“Upaya-upaya penerapan strategi perseroan dalam bentuk optimalisasi pelayanan, kesiapan armada dan crew, perawatan kapal serta peningkatan kerjasama dengan mitra, pembaharuan alat produksi dalam bentuk pembangunan kapal serta efektivitas pola kerja yang mengutamakan unsur keselamatan dalam pelayanan pemanduan penundaan kapal untuk kepuasaan pengguna jasa, merupakan komitmen kami,” paparnya.
Kinerja IPCM sampai kuartal III-2024 mampu terus dipertahankan dari beberapa aspek. Langkah IPCM untuk meningkatkan kerja sama dengan mitra strategis dan asosiasi masih terus dilakukan.
Pada 1 April 2024, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan RI secara resmi memberikan pelimpahan kepada IPCM untuk melaksanakan Pelayanan Jasa Pemanduan dan Penundaan Kapal di wilayah Perairan Pulau Obimayor-Pantai Barat pada Wilayah Perairan Pandu Luar Biasa Pelabuhan Laiwui Provinsi Maluku Utara.
“Sebagai perusahaan yang menjalankan bisnis pemanduan dan penundaan kapal, IPCM yang mengelola 94 unit kapal terus mengedepankan prinsip ramah lingkungan melalui penggunaan shore connection dan solar panel kapal. Selain itu, perseroan berkomitmen memenuhi harapan pengguna jasa melalui kualitas pelayanan, IPCM juga konsisten memberikan dampak positif dan berkelanjutan demi ekosistem yang lebih baik lagi,” tandas Shanti.
Berita ini dikutip dari : Investor Daily
Penulis : Muawwan Daelami
29 Okt 2024 | 12:17 WIB





0 comments:
Posting Komentar