IDXChannel - Emiten Garibaldi 'Boy' Thohir dan TP Rachmat, PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) mencatat laba sebesar USD33,56 juta atau setara Rp522,11 miliar (mengacu kurs Rp15.557 per USD) di sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2024. Angka itu melesat hingga 243 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD9,76 juta.
Sementara itu, pendapatan ESSA tercatat turun 1,08 persen menjadi USD230,11 juta atau Rp3,57 triliun, dari sebelumnya sebesar USD232,63 juta. Secara rinci, penjualan amonia tercatat sebesar USD196,53 juta, penjualan LPG tercatat sebesar USD30,88 juta dan jasa pengolahan mencatatkan pendapatan sebesar USD2,70 juta.
“Meskipun terjadi penurunan harga amonia sebesar 9 persen menjadi USD345 per metrik ton pada sembilan bulan tahun 2024, namun peningkatan volume produksi dan pengendalian biaya yang baik berhasil mendorong peningkatan EBITDA,” kata Sekretaris Perusahaan ESSA Shinta D U Siringoringo dalam keterangan resmi, Jakarta, pada Selasa (22/10/2024).
Dari sisi pengeluaran, beban pokok pendapatan tercatat sebesar USD148,74 juta atau Rp2,31 triliun, turun dari sebelumnya sebesar USD184,26 juta. Beban penjualan tercatat sebesar USD344.145, serta beban umum dan administrasi tercatat sebesar USD18,12 juta.
Hingga September 2024, total nilai aset ESSA tercatat sebesar USD695,65 juta, naik tipis dari sebelumnya sebesar USD695,44 juta. Adapun liabilitas tercatat sebesar USD161,82 juta dan ekuitas tercatat sebesar USD533,83 juta.
Shinta melanjutkan, ESSA senantiasa mempertahankan standar terbaik pada aspek keselamatan dan keandalan seluruh pabriknya. Sejalan dengan hal tersebut, pabrik amonia berhasil mencatatkan 8 juta jam kerja kumulatif tanpa Loss Time Injury, sementara kilang LPG berhasil mencapai tonggak sejarah dengan mencatatkan lima tahun beroperasi secara terus menerus tanpa trip.
“Kegiatan pemeliharaan pabrik amonia selama hampir dua minggu pada kuartal II tahun 2024, berhasil mendorong produktivitas dan efisiensi optimal, seiring dengan keandalan operasional yang lebih baik,” ujar Shinta.
Sementara itu, harga amonia menunjukkan tren kenaikan sepanjang kuartal III-2024 dan ESSA memproyeksikan harga amonia pada kuartal IV-2024 akan berada di level yang lebih baik.
Selain itu, harga LPG tetap berada di atas harga pada periode terendah musiman yang disebabkan oleh perpanjangan pemangkasan produksi minyak secara sukarela oleh negara-negara anggota OPEC+.
“Dengan adanya seasonal winter demand, harga LPG kuartal keempat 2024 juga diproyeksikan akan lebih tinggi apabila dibandingkan dengan harga pada kuartal ketiga 2024,” ujar Shinta.
(Dhera Arizona)
Berita ini dikutip dari : IDX Channel
Market news, Cahya Puteri Abdi Rabbi 22/10/2024 10:15 WIB
0 comments:
Posting Komentar