Super Kawaii Cute Cat Kaoani

Kamis, 05 September 2024

Saat Pemerintah Agresif Tarik Investasi, Sektor Saham Ini Layak Dilirik

 

JAKARTA, investortrust.id - Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menargetkan realisasi investasi tahun 2025 bertumbuh sebanyak 15,5% menjadi Rp 1.905 triliun, dibandingkan target 2024. Target ini dinilai bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,6%.

Target pertumbuhan ekonomi ini diprediksi  lebih tinggi, dibandingkan target pemerintah level 5,2% yoy dan proyeksi dari Dana Moneter Internasional (IMF) di level 5,1% yoy. Adapun secara kumulatif, pemerintah menargetkan total realisasi investasi sebesar Rp 11.855 triliun pada 2025-2029.

 

Guna menarik pertumbuhan investasi tersebut, Rosan menyebutkan, pemerintah akan fokus pada segmen green investment, infrastruktur konektivitas, transisi energi dan hilirisasi, serta investasi berbasis ekspor. Sedangkan terbatasnya anggaran Kementerian Investasi pada 2025 bisa menjadi menghambat pencapaian target realisasi investasi. Pagu anggaran turun 44,5% yoy menjadi Rp 681,9 miliar rupiah pada 2025 atau setara 43,4% dari rencana kebutuhan anggaran.


Menurut riset Stockbit, apabila target invetasi tersebut tercapai, sejumlah sektor emiten akan kebagian sentiment positif, khususnya  emiten perbankan seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) sebagai proxy dari pertumbuhan ekonomi Indonesia.


Selain sektor tersebut, sekuritas itu menyebutka, fokus pemerintah dalam menggarap investasi sektor berbasis ekspor dan hilirisasi bisa berimbas positif terhadap emiten penyedia infrastruktur hilirisasi, seperti PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) yang memiliki kawasan industri JIIPE.

 

Sejalan dengan hal tersebut, Analis Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengapresiasi pemerintah atas komitmennya  menjamin stabilitas fundamental makro ekonomi domestik di tengah ketidakpastian global.


Lalu, dia menilai, regulasi pemerintah yang mendukung untuk memperkuat investasi di berbagai sektor seperti green energy dalam rangka hilirisasi, kemudian manufaktur berbasis ekspor yang melarang ekspor bahan mentah dinilai dapat memberikan efek positif dalam peningkatan foreign direct investment (FDI) secara signifikan.

 

“Dalam rangka hilirisasi, jadi investasi itu masuk untuk membangun kapasitas dan kapabilitas manufakturing. Peningkatan infrastruktur berbasis konektivitas serta pembangunan industri manufaktur yang juga berorientasi ekspor. Jadi, wajar saja target realisasi investasi ke depan pun berkaitan dengan hilirisasi," ujar Nafan saat dihubungi investortrust.id, Kamis (5/9/2024).

 

Penguatan investasi, terang Nafan, bakal berdampak positif terhadap capital inflow yang mengalir ke ekonomi Indonesia dan foreign flow ke pasar modal Indonesia. Hal ini bisa berimbas positif terhadap penguatan sejumlah saham.



Berita ini dikutip dari : Investor Trust


Reporter | Yuswialdyth Ardelia AlmiraEditor | Parluhutan Situmorang

0 comments:

Posting Komentar