JAKARTA, investor.id - Setelah beberapa waktu belakangan ini nama konglomerat Prajogo Pangestu dan Sinar Mas yang muncul ke permukaan dan banyak pemberitaan karena lonjakan harga saham emiten-emitennya, kini tampaknya giliran nama Anthoni Salim yang mengemuka.
Hal tersebut dipicu oleh kenaikan harga saham emitennya, yakni PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET).
Pada awal sesi I perdagangan 5 September 2024, dipantau pada pukul 09.15 WIB, saham DNET sudah nangkring di posisi auto reject atas (ARA) dengan melesat 19,80% ke Rp 8.925, yang juga level tertingginya sepanjang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Padahal saham DNET ini diberi ‘tato’ unusual market activity (UMA) oleh BEI lantaran disebut mengalami kenaikan harga saham di luar kebiasaan. Ya, saham DNET juga ARA pada perdagangan 3 dan 4 September. Alhasil hingga awal sesi I 5 September, saham ini melambung 71,63% dalam sepekan.
Jumlah pemegang saham Indoritel (DNET) per 31 Juli 2024 hanya sebanyak 983 pihak. Anthoni Salim menggenggam secara langsung 3.588.278.023 (25,3%) saham DNET. Selain itu ada PT Megah Eraraharja yang memegang 20,13% saham DNET. Anthoni Salim merupakan penerima manfaat akhir dari DNET.
Dengan saham DNET yang dipegang secara langsung, maka nilai kepemilikan Anthoni Salim sudah mencapai Rp 32,02 triliun. Adapun nilai kapitalisasi pasar DNET sudah menyentuh Rp 126,59 triliun.
Perusahaan Holding
Indoritel Makmur merupakan perusahaan holding investasi. Tumbuh berkembangnya kinerja perseroan tak akan bisa lepas dari kinerja entitas anak maupun asosiasi.
Perseroan mengembangkan investasi melalui kepemilikan pada entitas anak, yaitu PT Mega Akses Persada (FiberStar), yang berfokus pada pengembangan infrastruktur jaringan serat optik.
Sementara itu, dirumorkan bahwa Grup Salim tertarik mengambil bagian dalam entitas bisnis hasil merger antara PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Menurut kabar yang beredar, Grup Salim akan masuk melalui PT Mega Akses Persada yang merupakan anak usaha PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET).
Di samping itu, DNET juga mengembangkan investasi pada 3 entitas asosiasi, yaitu PT Indomarco Prismatama (Indomaret) yang bergerak di bidang usaha perdagangan eceran, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) yang mengembangkan bisnis restoran cepat saji dengan brand ternama Kentucky Fried Chicken (KFC), dan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) yang bergerak pada industri roti dengan brand Sari roti.
Berita ini dikutip dari : Investor Daily
Penulis : Thresa Sandra Desfika
5 Sep 2024 | 09:25 WIB





0 comments:
Posting Komentar