Super Kawaii Cute Cat Kaoani

Senin, 30 September 2024

Bursa Saham Sepekan; IHSG Merah, Asing Jual BBRI Rp3,89 T


Bloomberg Technoz, Jakarta - Pada perdagangan di sepanjang pekan kemarin, 23–27 September 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan di zona merah hingga kehilangan 0,60% secara point-to-point ke posisi 7.696,91.

Sejalan dengan laju IHSG yang melemah di sepekan perdagangan, investor asing amat gencar melangsungkan aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp3,37 triliun di seluruh pasar. Lebih tinggi dibandingkan itu, pada perdagangan saham di pasar reguler investor asing net sell hingga Rp4,31 triliun.

Adapun investor asing mencatat net sell tertinggi pada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencapai Rp3,89 triliun. Bersamaan dengan tekanan jual yang masif, saham BBRI anjlok 5,12% dalam sepekan ke posisi Rp5.100/saham.



Berikut 5 saham dengan angka net sell terbesar oleh investor asing sepanjang perdagangan sepekan 23–27 September 2024:

  1. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp3,89 triliun
  2. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) Rp1,02 triliun
  3. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp919,22 miliar
  4. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp541,2 miliar
  5. PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) Rp212,26 miliar

Pada kesempatan yang sama, investor asing tercatat net buy saham terbanyak pada PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mencapai Rp309,58 miliar. Searah dengan aksi pembelian, saham ADRO berhasil menguat 5,96% dalam sepekan ke posisi Rp3.910/saham.


Berikut 5 saham dengan angka net buy tertinggi oleh investor asing sepanjang perdagangan sepekan 23–27 September 2024:

  1. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) Rp309,58 miliar
  2. PT Astra International Tbk (ASII) Rp302,46 miliar
  3. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) Rp178,67 miliar
  4. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) Rp133,2 miliar
  5. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Rp123,74 miliar

(fad)



Berita ini dikutip dari : Bloombergtechnoz
Muhammad Julian Fadli
30 September 2024 08:20

Rekomendasi & Target Harga TOWR Usai Cetak Laba Rp1,6 T

Bloomberg Technoz, Jakarta - Analis dalam konsensus Bloomberg memasang sikap bullish untuk saham emiten menara Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).

Pada saat yang bersamaan, TOWR juga baru saja merilis hasil kinerja keuangan semester I-2024.

Berdasarkan konsensus Bloomberg, Senin (30/9/2024), sebanyak 23 analis merekomendasikan buy saham TOWR.

Salah satu analis yang memberikan rekomendasi ini adalah, Henry Tedja dari Mandiri Sekuritas. Target harga darinya Rp1.500/saham.

Kemudian, Analis Macquarie Indra Cahya juga memberikan rekomendasi serupa dengan target harga Rp1.000/saham.

Adapun target harga secara konsensus untuk 12 bulan ke depan sebesar Rp1.159,75/saham. Saat ini, harga TOWR di pasar reguler Rp850/saham.

Mengutip laporan keuangan, TOWR mencatat kenaikan laba bersih 9,4% secara tahunan menjadi Rp1,6 triliun pada semester I-2024.

Kenaikan itu tak lepas dari pertumbuhan pendapatan sebesar 6,54% secara tahunan menjadi Rp6,15 triliun.

Jika diperinci lebih lanjut, pendapatan dari PT Indosat Tbk (ISAT) mencapai Rp 2,19 triliun atau setara dengan 36% dari keseluruhan pendapatan TOWR. Kemudian, dari PT XL Axiata Tbk (EXCL) sebesar Rp 2,06 triliun yang setara dengan 33%. 

Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan TOWR juga ikut meningkat sebesar 8,05% secara tahunan menjadi Rp 1,85 triliun per semester I-2024. Pada periode yang sama di 2023, pos beban TOWR ini hanya Rp 1,71 triliun. 



Berita ini dikutip dari : Bloombergtechnoz
Redaksi
30 September 2024 14:50

Bank Mandiri (BMRI) Bocorkan Dividen Tahun Buku 2024, Bakal Lebih Jumbo?


IDXChannel - Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Darmawan Junaidi memberi kisi-kisi besaran dividen yang dibagikan untuk tahun buku 2024.

Dia menuturkan, besaran dividen tahun buku 2024 tidak akan turun dari tahun buku 2023. 

"Oh tidak karena kan memang secara capital kita cukup, sehingga dapat kita proyeksikan tidak akan turun (dividen)," kata Darmawan ketika ditemui di kantornya Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (30/9). 

Namun demikian, Darmawan belum bisa menyebutkan total dividen yang akan dibagikan tersebut. Apalagi perseroan belum mempublikasikan kinerja keuangan kuartal III-2024 atau per September ini.

Dia hanya memastikan bahwa hingga kini tidak ada perubahan pada kinerja Bank Mandiri.

"Tidak ada perubahan kinerja Mandiri bagus, jadi paling tidak sama dengan tahun lalu untuk rasionya (dividen)," kata Darmawan.

Sebagai informasi, BMRI menyepakati pembagian dividen tunai Rp33,03 triliun atau setara 60 persen dari laba bersih tahun buku 2023 yang sebesar Rp55,06 triliun. 

Sebelumnya pada tahun lalu, BMRI membagikan dividen senilai Rp24,7 triliun dari laba bersih tahun buku 2022 dan pemegang saham memeroleh Rp529,34 per saham.

(Fiki Ariyanti)



Berita ini dikutip dari : IDX Channel
Market news, Atikah Umiyani 30/09/2024 13:31 WIB

Bank Jatim (BJTM) Bukukan Laba Ambles 13,7 Persen di Semester I

EmitenNews.com - PT Bank Jatim Tbk (BJTM) melaporkan kenaikan pendapatan bunga dan syariah neto sebesar 9,96% pada Semester I-2024, mencapai Rp2,65 triliun dari Rp2,41 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, meskipun pendapatan bunga meningkat, laba bersih perusahaan mengalami penurunan yang signifikan pada periode tersebut.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis Jumat (27/9), pendapatan operasional lainnya naik 20,72%, dari Rp308,97 miliar menjadi Rp372,96 miliar. Di sisi lain, beban operasional lainnya meningkat sebesar 23,73%, mencapai Rp2,19 triliun dari Rp1,77 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Akibatnya, laba operasional Bank Jatim turun 12,68%, menjadi Rp831,24 miliar dari Rp951,96 miliar. Laba sebelum pajak juga mengalami penurunan 12,67%, dari Rp937,09 miliar pada Semester I-2023 menjadi Rp818,40 miliar pada Semester I-2024.

Penurunan laba bersih lebih tajam, dengan laba periode berjalan turun 13,79%, menjadi Rp620,86 miliar dibandingkan Rp720,14 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Ini juga berdampak pada laba per saham dasar yang turun 13,77%, dari Rp47,96 per saham menjadi Rp41,35 per saham.

Dari sisi neraca, jumlah liabilitas Bank Jatim per 30 Juni 2024 menurun 1,97%, menjadi Rp87,57 triliun dari Rp89,33 triliun pada 31 Desember 2023. Sementara itu, jumlah aset juga turun 2,51%, dari Rp103,85 triliun menjadi Rp101,24 triliun.



Berita ini dikutip dari : Emiten News
Author: Recha Tiara
Editor: Komarudin Muchtar
29/09/2024, 13:45 WIB

Moratorium Kebijakan Cukai Didorong Demi Jaga Kelangsungan Usaha IHT


IDXChannel - Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi (PPKE) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) baru saja merilis hasil kajian Menavigasi Kenaikan Tarif Cukai dan Peredaran Rokok Ilegal Demi Menjaga Keseimbangan Kebijakan IHT di Indonesia.

Salah satu rekomendasi dari hasil kajian tersebut adalah meminta pemerintah melakukan moratorium kenaikan tarif cukai untuk menjaga keberlangsungan industri hasil tembakau (IHT) dan mencegah lonjakan peredaran rokok ilegal, sambil tetap menjaga stabilitas penerimaan negara dan sektor tenaga kerja yang bergantung pada IHT.

Menyikapi hasil kajian tersebut, beberapa akademisi lintas perguruan tinggi mengemukakan pandangannya.

Akademisi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Bambang Eko Afiatno, Ph.D, berpandangan, kenaikan tarif cukai perlu dilakukan dengan hati-hati karena dapat memperberat daya beli konsumen.  Bambang menilai langkah moratorium atau relaksasi kenaikan tarif cukai merupakan hal yang cukup strategis.

Hal tersebut bertujuan untuk menekan dampak terhadap belanja rumah tangga. Mengingat sampai saat ini, pemerintah masih kurang mengakui peran tembakau dalam penerimaan APBN. 

"Banyaknya peraturan yang padat regulasi (heavy regulated), semakin memberatkan produsen untuk menjaga kelangsungan usaha IHT di Indonesia," ujar Bambang, dalam keterangan resminya, Sabtu (28/9/2024).

Di lain pihak, Akademisi Fakultas Hukum Universitas Jember, Dr Fendi Setyawan, menekankan pentingnya desain kebijakan pemerintah dalam mendukung keberlangsungan IHT. Pasalnya, tembakau hari ini belum bisa diproduksi selain IHT sehingga kebijakan pemerintah akan sangat berdampak terhadap keberlangsungan IHT. 

"Regulasi terkait tembakau, seperti PP No. 28 Tahun 2024, Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan (RPMK) yang menuai penolakan banyak pihak, seharusnya disusun dengan mempertimbangkan perlindungan terhadap petani tembakau dan IHT," ujar Fendi.

Sementara, Pengajar Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran Bandung, Dr Wawan Hermawan, menyoroti fenomena pergeseran konsumsi rokok dari golongan 1 (mahal) ke golongan 2 dan 3 (lebih murah) serta rokok ilegal akibat kenaikan tarif cukai. 

"Kebijakan kenaikan tarif cukai seharusnya mempertimbangkan dampak pada konsumsi, serta pentingnya moratorium kenaikan tarif cukai untuk menjaga keberlangsungan IHT," ujar Wawan.

Pada saat yang sama, akademisi Universitas Brawijaya, Dr Rahmat Kresna Sakti, menyoroti fenomena konsumen cenderung beralih ke rokok ilegal jika harga rokok legal naik terlalu tinggi.

Akibatnya target penerimaan negara dari sektor cukai hasil tembakau tidak tercapai.  Di lain sisi, massifnya peredaran rokok ilegal harus menjadi perhatian extra ordinary bagi pemerintah. 

"Penegakan hukum terhadap rokok ilegal saat ini masih kurang efektif dan perlu ditingkatkan demi menjaga penerimaan negara," ujar Wawan.

Lalu, Pengajar FEB UB, Ade Irma Hidayah, mengatakan bahwa pemerintah perlu mencari tahu bagaimana cara tegas pemberantasan rokok ilegal. 
Pihak FEB UB menyepakati jika tarif cukai dinaikkan sebesar empat persen4 karena masuk dalam kelas moderate, tetapi jika di atas empat persen maka dianggap bakal cukup memberatkan. 

"Bahwa pemberantasan rokok ilegal harus dimaksimalkan sehingga para pelaku industri juga bisa tetap menjadi pahlawan dan tidak menjadi penjahat," ujar Ade.

(taufan sukma)



Berita ini dikutip dari : IDX Channel
Economics, Taufan Sukma Abdi Putra 30/09/2024 08:41 WIB

Akumulasi Kepemilikan, Presdir AMMN Borong Saham Rp1 Triliun


IDXChannel - Presiden Direktur PT Amman Mineral Internasional (AMMNAlexander Ramlie memborong saham perseroan dengan nilai Rp1,01 triliun untuk mengakumulasi kepemilikannya.

Transaksi tersebut berlangsung pada 25 September dengan jumlah 105.408.800 saham di harga pelaksanaan Rp9.631 per saham.

Saham tersebut diborong Alexander dari empat petinggi Amman lainnya yakni David Alexander Gibbs, Irwin Ka Pui Wan, Lal Naveen Chandra, dan Arief Widyawan Sidarto, masing-masing sebanyak 26,35 juta saham.

”Transaksi dilakukan untuk tujuan investasi pribadi berupa kepemilikan saham Amman Mineral secara langsung,” tulis Corporate Secretary AMMN Vemmy Febrianti dalam keterbukaan informasi BEI, Jumat (27/9/2024).

Usai transaksi, kepemilikan saham Alexander Ramlie bertambah menjadi 386,98 juta saham atau setara 0,5336 persen. Sebelumnya, ia menggenggam sebanyak 281,58 juta saham AMMN atau 0,3883 persen.

Saham AMMN ditutup turun 5,69 persen ke harga Rp9.525 pada perdagangan Jumat (27/9/2024). Dalam sepekan, saham AMMN sudah minus 7,75 persen dan secara year to date (ytd) sudah menguat 45,42 persen.

(DESI ANGRIANI)



Berita ini dikutip dari : IDX Channel
Market news, Desi Angriani 30/09/2024 07:02 WIB

Harga Emas Antam (ANTM) Awal Pekan Naik Rp3.000 per Gram


IDXChannel - Harga emas batangan PT Aneka Tambang atau Antam (ANTM) naik Rp3.000 ke harga Rp1.464.000 per gram pada awal pekan, Senin (30/9/2024).

Sejalan dengan harga emas, untuk buyback atau harga yang didapat jika pemilik emas ingin menjual emas batangan juga naik Rp3.000 ke level Rp1.304.000.

Mengutip laman logammulia.com, harga emas Antam tersebut berlaku di kantor Antam Pulogadung, Jakarta.

Adapun sesuai dengan PMK No. 34/PMK 10/2017 pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,9 persen.

Jika ingin mendapatkan potongan pajak lebih rendah, yaitu sebesar 0,45 persen, sertakan nomor NPWP setiap kali transaksi.

Berikut rincian harga pecahan emas batangan Antam hari ini:

Emas 0,5 gram: Rp782.000
Emas 1 gram: Rp1.464.000
Emas 2 gram: Rp2.868.000
Emas 3 gram: Rp4.277.000
Emas 5 gram: Rp7.095.000
Emas 10 gram: Rp14.135.000
Emas 25 gram: Rp35.212.000
Emas 50 gram: Rp70.345.000
Emas 100 gram: Rp140.612.000
Emas 250 gram: Rp351.265.000
Emas 500 gram: Rp702.320.000
Emas 1.000 gram: Rp1.404.600.000

(DESI ANGRIANI)



Berita ini dikutip dari : IDX Channel
Market news, Anggie Ariesta 30/09/2024 08:33 WIB

Saham Lo Kheng Hong (LKH) di PGAS Lebih Banyak daripada BlackRock


IDXChannel – Investor kenamaan Lo Kheng Hong (LKH) secara perlahan terus memupuk kepemilikan saham di PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Bahkan, porsi saham sang Warren Buffett Indonesia tersebut kini sudah melampaui raksasa investasi multinasional BlackRock.

Menurut data dari situsweb PGAS atau PGN, Lo Kheng Hong menggenggam 194.764.800 saham atau setara dengan 0,80 persen dari total saham yang dikeluarkan perseroan per 31 Agustus 2024.

LKH kini berada di posisi ketujuh dalam daftar pemegang saham terbesar PGAS, berada satu peringkat di atas BlackRock yang menduduki peringkat kedelapan dengan kepemilikan 175.434.700 saham (0,72 persen).

Pak Lo, demikian sapaan akrabnya, juga bersanding dengan perusahaan investasi beken asal Amerika Serikat (AS) lainnya, Vanguard yang memiliki 1,69 persen saham PGAS. (Lihat tabel di bawah ini.)

Sumber: situsweb PGN/PGAS

Sebelumnya, seperti yang diwartakan IDXChannel.com pada medio Mei 2024, Lo Kheng Hong masih berada di peringkat kedelapan (0,62 persen), di bawah BlackRock yang saat itu di posisi ketujuh (0,69) per 30 April 2024.

Melihat dirinya kini berada di atas kepemilikan BlackRock di PGAS, LKH mengakui, perusahaan investasi dari Negeri Paman Sam tersebut bukanlah pemain sembarangan di industri investasi.

"BlackRock adalah fund manager terbesar di dunia. Dana kelolaannya sebesar USD10 Triliun," ujarnya.

Aksi beli bertahap Lo Kheng Hong di PGAS tampaknya menyiratkan keyakinannya yang besar terhadap emiten distribusi dan transmisi gas bumi yang dikendalikan PT Pertamina (Persero) tersebut.

LKH menyebut, kepada IDXChannel.com, Jumat (27/9/2024), alasan dirinya terus mengakumulasi saham ini, “Karena PGAS adalah wonderful company.”

Pak Lo kembali mengulangi kalimat saktinya tersebut, seperti saat dihubungi IDXChannel pada Mei lalu.

Para penganjur value investing tentu mafhum bahwa Lo Kheng Hong (LKH) meminjam istilah wonderful company tersebut dari investor besar Amerika Serikat (AS) Warren Buffett.

Buffett memang dikenal dengan kutipan, “It's far better to buy a wonderful company at a fair price, than a fair company at a wonderful price.”

Apabila diterjemahkan secara bebas, “lebih baik membeli perusahaan luar biasa dengan harga wajar daripada perusahaan yang biasa-biasa saja dengan harga luar biasa."

Bisa dibilang, gaya investasi Buffett, yang juga dikhidmati LKH tersebut, mengajarkan pentingnya menilai kualitas perusahaan saat berinvestasi dengan mencari perusahaan dengan keunggulan kompetitif, model bisnis yang kuat, hingga tata kelola perusahaan yang baik.

Selain itu, Buffett juga mengajarkan untuk berfokus pada membeli saham perusahaan wonderful tersebut di harga yang wajar, bukan semata-mata mencari harga murah.

“Laba PGAS besar di kuartal II-2024, sebesar USD186,6 juta. [Artinya, PGAS] tetap solid,” kata Lo Kheng Hong, Jumat (27/9).

LKH pun berharap, “Semoga di kuartal III-2024, labanya bisa bertumbuh.”

Lebih lanjut, Lo Kheng Hong menanggapi dengan santai soal perkembangan sengketa PGAS dengan Gunvor Singapore Pte Ltd di The London Court of International Arbitration terkait keterlambatan pengiriman LNG.

“Saya tidak khawatir dengan Gunvor,” katanya.

Sebagai pengingat, Gunvor menggugat PGN karena gagal memenuhi kontrak pengiriman LNG akibat force majeure (kahar). PGN sendiri mengumumkan kondisi force majeure pada 3 November 2023. (Aldo Fernando)




Berita ini dikutip dari : IDX Channel
Market news, Aldo Fernando 30/09/2024 11:30 WIB

Emiten Kakak Hary Tanoe (ZBRA) Rugi Rp 166,11 M di Semester I-2024


Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten milik kakak konglomerat Hary Tanoesoedibjo, PT Dosni Roha Indonesia Tbk (ZBRA) mencatat rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk membengkak pada semester pertama tahun 2024 menjadi Rp 166,11 miliar.

Mengutip laporan keuangannya, rugi komprehensif tersebut bengkak 179% dari periode yang sama tahun 2023 yang sebesar Rp 59,52 miliar.

Pembengkakan kerugian tersebut karena pendapatan anjlok 57,3% pada paruh tahun 2024 menjadi Rp 338,29 miliar dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp 793,30 miliar. Seiring dengan penurunan pendapatan, maka beban pokok pendapatan juga turun menjadi Rp 300,5 miliar dari Rp 671,6 miliar.

Sehingga, rugi kotor menjadi Rp 37,7 miliar dari sebelumnya yang sebesar Rp 121,6 miliar.

Dikurangi beban penjualan Rp 27,4 miliar, beban umum dan administrasi Rp 108,5 miliar, selisih kurs Rp 124,1 kuta dan penghasilan bersih lain-lain Rp 15,7 miliar, maka rugi usaha semester pertama 2024 ini sebesar Rp 114,10 miliar dari sebelumnya laba Rp 2,22 miliar.

Namun, penghasilan keuangan naik per Juni 2024 menjadi Rp 93,7 miliar dari Juni 2023 yang sebesar Rp 76,8 miliar. Dikurangi beban keuangan menjadi Rp 58,2 miliar, maka rugi sebelum pajak penghasilan menjadi Rp 172,2 miliar, atau naik dari Rp 58,3 miliar.

Sehingga, rugi tahun berjalan sepanjang semester pertama 2024 bengkak menjadi Rp 172,2 miliar dari sebelumnya yang sebesar Rp 58,3 miliar.

Sebagai informasi, saham PT Dosni Roha Indonesia Tbk (ZBRA) terus dijual oleh Maybank Sekuritas sejak awal bulan. Harga sahamnya pun sudah terperosok lebih dari 50% dalam sebulan.

Pada Jumat (30/8/2024) hingga pukul 15.00 WIB, saham ZBRA juga masih dalam zona merah dengan koreksi 3,37% ke harga Rp172 per lembar.

Pantauan CNBC Indonesia mencatat Maybank Sekuritas memiliki saham ZBRA sebanyak 462,540,000 lembar yang setara 18,42% dari total kepemilikan saham yang disetor perseroan.

Hampir setiap hari, Maybank Sekuritas menjual saham ZBRA. Tercatat sampai 27 Agustus 2024, kepemilikan mereka atas ZBRA tersisa 18,12% atau sebanyak 454,828,600 lembar.

Aksi jual ini menyusul tenggat jatuh tempo saham repo yang kian dekat. Sebagai informasi, sudah sejak November 2022 pemilik ZBRA, Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo atau Rudi Tanoe memang kerap melakukan transaksi repo kepada Maybank Sekuritas.

Melansir laporan keuangan perusahaan Maybank Sekuritas hingga akhir Juni 2024, pihaknya mencatat piutang atas transaksi repo saham ZBRA yang jatuh tempo pada 6 Mei 2024 lalu mencapai Rp108,4 miliar.

Informasi saja, repurchase agreement (repo), atau biasa dikenal dengan istilah gadai saham, adalah perjanjian pinjaman dana yang jaminannya berupa saham.




Berita ini dikutip dari : CNBC
Romys Binekasri, CNBC Indonesia
30 September 2024 09:50

Seminggu Naik 107,55%, Bursa Pantau Ketat Saham Pyridam Farma (PYFA)


Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan saham PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA) masuk dalam radar pemantauan sejak 27 Agustus 2024 lalu, karena pergerakan harga saham yang di luar kebiasaan atau unusual market activity (UMA). Bursa mengumumkan bahwa telah terjadi peningkatan harga saham PYFA di luar kebiasaan.

Adapun PYFA yang merupakan emiten farmasi itu, masuk radar pemantauan setelah tercatat melambung 107,55% dalam sepekan terakhir dan sebelum masuk radar pemantauan berada di posisi harga 220 per saham. RTI Business mencatat POLU juga melesat 11,68% dalam sebulan terakhir.

"Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang- undangan di bidang Pasar Modal," jelas BEI dalam pengumumannya, dikutip Kamis (30/9/2024).

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan saham PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA) masuk dalam radar pemantauan sejak 27 Agustus 2024 lalu, karena pergerakan harga saham yang di luar kebiasaan atau unusual market activity (UMA). Bursa mengumumkan bahwa telah terjadi peningkatan harga saham PYFA di luar kebiasaan.

Adapun PYFA yang merupakan emiten farmasi itu, masuk radar pemantauan setelah tercatat melambung 107,55% dalam sepekan terakhir dan sebelum masuk radar pemantauan berada di posisi harga 220 per saham. RTI Business mencatat POLU juga melesat 11,68% dalam sebulan terakhir.

"Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang- undangan di bidang Pasar Modal," jelas BEI dalam pengumumannya, dikutip Kamis (30/9/2024).



Berita ini dikutip dari : CNBC
Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
30 September 2024 10:15

Petinggi BI Kerja Sampai Weekend Demi Bentuk Lembaga Baru CCP


Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memastikan, lembaga baru yang mengurus transaksi derivatif suku bunga dan nilai tukar (SBNT) over the counter sudah terkualifikasi secara internasional, sehingga telah diakui oleh dunia.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, sebelum resmi diluncurkan hari ini, Senin (30/9/2024) kualifikasi CCP telah dikerjakan jajaran dewan gubernur BI sampai akhir pekan, siang dan malam. Supaya saat peluncuran legalitasnya diakui secara global.

"Saya sudah berbicara dengan Bu Destry (Deputi Gubernur Senior BI) sama Pak Doni (Deputi Gubernur BI), Saya tidak akan meresmikan kalau CCP SBNT ini belum qualify," ucap Perry saat meresmikan lembaga itu di Kantor Pusat BI, Jakarta, Senin (30/9/2024).

Maka, sejak akhir pekan lalu hingga peresmian, jajaran Dewan Gubernur bersama dengan KPEI dan delapan bank yang menjadi pemilik CCP ia katakan bekerja sian dan malam untuk mengurus kualifikasi lembaga baru itu.

"Dan alhamdulillah Bu Destry sama Pak Doni kerja over the weekend bersama 8 Bank dan KPEI, mempersiapkan semuanya. Apa yang paling penting dari ini? Satu, izin pendirian, penyetoran modal semuanya sudah done," tegas Perry.

Untuk memperoleh kualifikasi tersebut, Perry mengatakan, BI juga sudah melakukan pengecekan terhadap 22 prinsipal standard internasional sebelum melakukan review terhadap CCP, hingga lembaga bisa diakui secara dunia.

"Semuanya sudah dipenuhi, dan hari ini kami juga sudah kirim kepada jurisdiksi internasional, para bank sentral, mitra-mitra kita, kita kirim, suratnya kami tandai Jumat malam pukul 12, done dikirim ya. Jadi sudah, sudah assessment principle of financial market international untuk CCP SBNT," tuturnya.

Ia pun memastikan, kehadiran lembaga baru itu akan membuat transaksi domestic non delivery forward (DNDF) naik pesat dari yang senilai US$ juta per hari saat ini, menjadi US$ 1 miliar per hari hingga 2030 atau nakk hingga 900%.

Sebagaimana diketahui, transaksi DNDF merupakan transaksi derivatif valuta asing terhadap rupiah berupa transaksi forward dengan mekanisme fixing yang dilakukan di pasar domestik.

Demikian juga dengan transaksi repurchase agreement atau repo, Perry katakan juga akan meningkat dengan kehadiran CCP, dari saat ini berkisar antara Rp 14 triliun, menjadi Rp 30 triliun dalam lima tahun mendatang atau naik 114,28%.

Transaksi Repo sendiri adalah transaksi jual surat berharga dengan janji beli kembali pada waktu dan harga yang telah ditetapkan.

"Sehingga ke depan ini akan sejalan dengan blueprint kita untuk bagaimana Repo dari Rp 14 triliun ke Rp 30 triliun, DNDf dari Rp 100 juta menjadi Rp 1 miliar per day, dan insyaallah ini hadiah kita, legasi kita bersama BI, OJK, industri perbankan, KPEI untuk mari bersama memberikan legasi bagi negara kita," ucapnya.



Berita ini dikutip dari : CNBC
Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
30 September 2024 11:25

Malaysia Lewat, Volume Transaksi Bursa Karbon RI Lebih Tinggi


Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menjadi penyelenggara perdagangan bursa karbon. Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengungkapkan posisi perdagangan bursa karbon dibandingkan dengan negara lain.

Jeffrey mengungkapkan, sejak perdagangan bursa karbon diluncurkan pada 26 September 2023 telah terjadi volume transaksi sekitar 600 ribu ton dengan nilai transaksi Rp 37 miliar. Adapun total suplay bursa karbon saat ini sekitar 1,3 juta ton

"Aktivitas di bursa karbon sejak diluncurkan sampai dengan saat ini atau persis satu tahun, dapat kami sampaikan ada beberapa poin, yaitu tiga. Itu dari proyek Lahendong, kemudian Muara Karang, dan Gunung Gugul, itu ketiganya adalah dari sektor ketenagalistrikan," ujarnya dalam acara webinar nasional ISEI secara virtual, Senin (30/9).

Jeffrey menyebut, jika dibandingkan dengan negara lain seperti Malaysia yang memiliki bursa karbon lebih awal dari Indonesia, terjadi volume transaksi kira-kira 190 ribu ton. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan bursa karbon Indonesia.

"Kira-kira 30% dari transaksi yang terjadi di bursa karbon di Indonesia," sebutnya.

Bahkan, lanjutnya, jika dibandingkan dengan negara maju seperti Jepang, volume perdagangan bursa karbon Indonesia juga masih lebih tinggi. "Jepang juga meluncurkan bursa karbon lebih kurang dari waktu yang sama dengan Indonesia, dan sudah terjadi transaksi kira-kira 500 ribu ton," ungkapnya.

"Jadi kalau kita bandingkan dengan bursa karbon negara lain yang diluncurkan lebih kurang waktunya sama dengan kita, kita membutuhkan nilai transaksi yang lebih besar," ungkapnya.

Ia menyebut, dari 601 ribu ton CO2 ekvivalen yang sudah ditransaksikan di Bursa, sudah ada sekitar 420 ribu yang diletakkan. "Dan ini dilakukan oleh 219 individu, artinya individu juga bisa berpartisipasi," imbuhnya

Jeffery menambahkan, namun potensi nilai ekonomi terhadap perdagangan bursa karbon di Indonesia masih sangat besar. "Tentu harus kita akui kalau nilai ini masih bisa kita tingkatkan secara lebih tinggi," pungkasnya.



Berita ini dikutip dari : CNBC
Romys Binekasri, CNBC Indonesia
30 September 2024 11:30