JAKARTA, investor.id - Saham emiten portofolio Lo Kheng Hong, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) lagi-lagi memerah pada sesi I perdagangan 9 Januari 2025 dengan diparkir -0,91% ke Rp 1.090.
Sejumlah 1,21 juta saham GJTL ditransaksikan, frekuensi hanya 544 kali, dan nilai transaksi Rp 1,31 miliar.
Sejak perdagangan 3 Januari 2025, saham produsen ban ini mayoritas memerah dan hanya sekali stagnan. Dalam satu bulan terakhir saham Gajah Tunggal melemah 6,03%.
Saham GJTL pun makin kena diskon. Dilihat dari valuasinya, rasio price to book value (PBV) GJTL hanya 0,42 kali. Dan price earning ratio (PER) 2,88 kali (annualized).
Sementara itu, berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia, kepemilikan Lo Kheng Hong atas saham Gajah Tunggal (GJTL) menjadi 182.191.400 (5,23%) saham. Meningkat 100.000 saham dibandingkan per 17 Desember 2024 yang sejumlah 182.091.400 saham.
Gajah Tunggal (GJTL) sendiri mencetak laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 988,55 miliar sepanjang 9 bulan 2024.
Angka laba bersih itu melonjak 41,36% dari Rp 699,27 miliar pada periode yang sama tahun 2023.
Fasilitas Kredit
Emiten portofolio Lo Kheng Hong, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) sempat mengungkap keterbukaan informasi. Perseroan meneken perjanjian fasilitas kredit baru pada Kamis, 14 November 2024 senilai Rp 4,4 triliun.
Direktur Keuangan Gajah Tunggal (GJTL) Kisyuwono menjelaskan, fasilitas kredit tersebut meliputi 2 tranche dengan tenor masing-masing selama 8 dan 9 tahun.
Di mana, fasilitas tersebut diperoleh dari sindikasi bank yang terdiri dari PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Digital BCA, PT Bank Permata Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank KEB Hana Indonesia, dan PT Bank Oke Indonesia Tbk sebesar Rp 4,4 triliun.
“BCA juga berperan sebagai original mandated lead arranger dan bookrunner, serta agen fasilitas dan agen jaminan dari para bank yang membiayai,” jelas Kisyuwono dalam keterangan resmi beberapa waktu lalu.
Kisyuwono menyebutkan, peruntukan atas fasilitas kredit baru akan dipergunakan Gajah Tunggal (GJTL) untuk melunasi seluruh jumlah terhutang berdasarkan senior secured notes yang diterbitkan pada tanggal 23 Juni 2021 dengan Deutsche Bank Hongkong sebagai wali amanat, dengan jumlah pokok US$ 175 juta, yang akan jatuh tempo pada tahun 2026 dan untuk membiayai sebagian dari project ekspansi fasilitas produksi ban TBR (truk, bus, dan radial) menjadi 5.000 pcs per hari.
Fasilitas kredit baru, sambungnya, diharapkan mempunyai dampak positif jangka panjang terhadap kinerja keuangan Gajah Tunggal (GJTL) dengan mengurangi eksposur valuta asing perseroan yang akan berpengaruh pada laba rugi perseroan mengingat fasilitas kredit baru seluruhnya dalam mata uang rupiah
“Dan peningkatan kapasitas produksi TBR perseroan diharapkan dapat mendukung penjualan perseroan secara berkelanjutan,” pungkasnya.





0 comments:
Posting Komentar