JAKARTA, investor.id - Saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) melompat 3,19% ke Rp 2.590 pada perdagangan 18 Desember 2024 kemarin.
Sebanyak 91,71 juta saham ADRO ditransaksikan, frekuensi 21.955 kali, dan nilai transaksi Rp 236,95 miliar.
Saham Alamtri Resources Indonesia bangkit setelah pada perdagangan 17 Desember saham ini memerah 3,46%.
Sementara itu, MNC Sekuritas merekomendasikan salah satunya saham ADRO untuk perdagangan 19 Desember. Menurut mereka, ADRO menguat 3,19% ke 2.590 disertai dengan munculnya volume pembelian. Selama ADRO masih mampu berada di atas 2.480 sebagai stoploss-nya, maka posisi ADRO diperkirakan sedang berada pada bagian awal dari wave [y] dari wave 4.
Broker tersebut merinci strateginya sebagai berikut:
Buy on weakness: 2,540-2,580
Target price: 2.790, 2.980
Stoploss: below 2.480
Di sisi lain, Alamtri Resources Indonesia (ADRO) telah mengumumkan rencana pembagian dividen interim tahun buku 2024 senilai US$ 200 juta (sekitar Rp 3,2 triliun). Sebelumnya ADRO juga membagikan tambahan dividen final tahun buku 2023.
Data Keuangan per 30 September 2024 yang mendasari pembagian dividen ADRO di antaranya laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk US$ 1,18 miliar.
Sementara itu, Stockbit Sekuritas dalam ulasannya menjelaskan ADRO akan membagikan dividen interim tahun buku 2024 senilai US$ 200 juta atau Rp 105 per saham dengan asumsi kurs rupiah terhadap dolar AS di level Rp 16.146.
Cum date dividen Alamtri Resources Indonesia (ADRO) di pasar reguler dan negosiasi pada 27 Desember 2024.Daftar pemegang saham yang berhak atas dividen ADRO dan pengumuman kurs konversi pada 2 Januari 2025. Adapun tanggal pembayarannya pembayaran pada 15 Januari 2025.
Menurut Stockbit, mengacu harga saham ADRO pada penutupan bursa hari Selasa (17/12/2024) di Rp 2.510 per lembar, maka indikasi dividend yield adalah 4,2%.
Sebelumnya Alamtri (ADRO) membagikan dividen final tambahan untuk tahun buku 2023 Rp 41,7 triliun atau Rp 1.358,18/saham yang ditujukan untuk mendukung pendanaan pemegang saham ADRO yang berhak untuk menebus saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) lewat PUPS (penawaran umum oleh pemegang saham).
Target Harga
Alamtri, dahulu bernama PT Adaro Energy Indonesia Tbk, kini masuk ke era baru dengan berfokus ke bisnis mineral dan green. Target harga saham ADRO ke depan juga disebut bisa ke Rp 4.500.
ADRO melepas bisnis batu bara termal lewat divestasi Adaro Andalan Indonesia (AADI) dengan menjual sebanyak-banyaknya 7 miliar saham AADI ke pemegang saham ADRO di harga Rp 5.960/saham.
Sucor Sekuritas dalam ulasannya yang dipublikasikan pada 2 Desember 2024 menilai Alamtri Resources Indonesia (ADRO) adalah salah satu pemain terbesar di sektor energi terbarukan.
“Kami mengantisipasi bahwa setelah ADRO mendapatkan izin ekspor untuk proyek panel surya berkapasitas 0,4 GW di Batam, valuasinya akan meningkat secara signifikan. Hal ini juga didukung oleh kemajuan yang diharapkan dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga air berkapasitas 1,3 GW,” sebut Sucor Sekuritas.
“Penurunan harga saham ADRO yang terjadi baru-baru ini telah menurunkan valuasinya secara signifikan, sehingga semakin menarik bagi investor. Meskipun kami yakin kenaikan harga saham ADRO mungkin tidak berbentuk v, namun kami yakin hal ini layak untuk ditunggu ketika kami mempertimbangkan masa depan bisnisnya serta valuasi saat ini,” sambung Sucor Sekuritas.
Sucor Sekuritas memandang Alamtri Resources Indonesia (ADRO) memiliki posisi yang baik untuk menjadi salah satu penyedia energi terbarukan terkemuka di Indonesia, dengan total kapasitas energi terbarukan sebesar 1,7 GW yang saat ini sedang dikembangkan, yang terdiri dari 1,3 GW dari pembangkit listrik tenaga air dan 0,4 GW dari pembangkit listrik tenaga surya.
“Pembangkit listrik tenaga air yang 50% sahamnya dimiliki ADRO diharapkan dapat menghasilkan rata-rata ROE yang kuat sebesar 31%. Selain itu, pembangkit listrik tenaga surya tersebut diproyeksikan mengekspor listrik ke Singapura dengan perkiraan biaya US$ 0,25 per kWh,” jelas Sucor Sekuritas.
Analisis valuasi Sucor Sekuritas memperkirakan net present value (NPV) dari proyek-proyek energi terbarukan itu sebesar US$ 4,2 miliar, yang menyiratkan kelipatan EV/EBITDA yang menarik sebesar 3,7x dan IRR sebesar 15%.
Investasi energi terbarukan ini diperkirakan akan memberikan peningkatan signifikan sebesar 56% terhadap valuasi perusahaan, menyoroti kepentingan strategis dan potensi finansialnya. “Oleh karena itu kami tegaskan kembali rating buy kami dengan TP Rp 4.500,” pungkas Sucor Sekuritas.
Berita ini dikutip dari :Investor Daily
Penulis : Thresa Sandra Desfika
19 Des 2024 | 08:21 WIB
 




 

 
0 comments:
Posting Komentar