Bloomberg Technoz, Jakarta - Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di level 5,2% pada 2025, ditopang oleh komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi. Hal ini tercantum dalam Nota Keuangan APBN 2025.
Secara rinci disebutkan, pemerintah akan bertopang pada komponen investasi sebagai motor pertumbuhan ekonomi tahun depan, dengan perkiraan pertumbuhan investasi sebesar 5,5%, jauh melampaui prospek 2024 yang diperkirakan 4,9%.
Selanjutnya, ekspor akan menjadi kontributor kedua tertinggi dalam PDB, dengan pertumbuhan 5,4% atau meningkat dari 5,2%. Selanjutnya, konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah diperkirakan kompak tumbuh 5%, dibanding outlook 2024 yang masing-masing 4,9% dan 5,3%.
Terakhir, komponen impor diperkirakan hanya tumbuh 4,6% pada 2025, jauh lebih rendah dibanding outlook 2024 yang mencapai 5,5%.
Dalam Nota Keuangan APBN 2025 dipaparkan, pemerintah mengklaim tren perbaikan kinerja investasi akan berlanjut pada 2025.
"Konsumsi domestik yang masih kuat dan berbagai langkah penguatan reformasi struktural untuk meningkatkan iklim investasi, produktivitas, serta daya saing, akan menjadi faktor penting dalam mendorong kinerja investasi pada 2025," demikian tercantum dalam Nota Keuangan 2025, dikutip Senin (30/12/2024).
Pemerintah berharap pengembangan dan mulai beroperasinya berbagai industri hilir komoditas unggulan (mineral dan hasil pertanian) mampu menjadi kontributor aktivitas investasi. Selain itu, kebijakan belanja pemerintah dalam keberlanjutan pembangunan infrastruktur nasional, kawasan perkantoran dan hunian di Ibu Kota Negara (IKN), transportasi, hingga layanan perkotaan di wilayah metropolitan juga diharapkan mendukung aktivitas PMTB, dan mengakselerasi investasi sektor swasta melalui efek berlapis.
Dalam paparannya, pemerintah juga menyoroti instrumen kebijakan perpajakan diarahkan untuk mendorong optimalisasi dengan tetap menjaga keberlanjutan dunia usaha. Insentif fiskal diharapkan mendorong penyerapan tenaga kerja, menunjang akselerasi ekonomi hijau, serta mendukung UMKM. Potensi terciptanya kepastian pascapemilu baik global maupun nasional juga diharapkan akan turut menguatkan keyakinan investor.
Dari sisi konsumsi, pemerintah memperkirakan kinerja konsumsi rumah tangga pada tahun depan masih tumbuh kuat, ,eskipun dibayangi keberlanjutan ketidakpastian global, aktivitas domestik diperkirakan akan tetap tumbuh didukung stabilitas politik nasional pasca-Pemilu.
"Tingkat inflasi yang terkendali diharapkan mampu mendorong konsumsi rumah tangga, sementara belanja pemerintah, baik operasional maupun investasi, akan secara langsung mendukung permintaan domestik dan secara tidak langsung mendorong aktivitas sektor swasta," paparnya.
Perkiraan ini bertolak belakang dengan pandangan sejumlah ekonom yang menilai konsumsi rumah tangga akan melemah seiring dengan hadirnya berbagai kebijakan yang kontraproduktif, seperti kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12%, dan berbagai pungutan biaya lain.
Kinerja ekspor tahun 2025 diharapkan kembali menguat di tengah tingginya ketidakpastian perekonomian global. Untuk itu, berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk terus mendorong kinerja ekspor, diantaranya:
- Mendorong akselerasi investasi berorientasi ekspor.
- Meningkatkan daya saing produk dalam negeri untuk dapat menciptakan produk ekspor baru.
- Memperluas program hilirisasi yang tidak hanya terbatas pada komoditas pertambangan melainkan juga pada komoditas lainnya.
- Perbaikan infrastruktur konektivitas, pelabuhan, dan persoalan ketenagakerjaan.
- Menarik FDI yang berorientasi ekspor.
Berita ini dikutip dari : Bloomberg Technoz
Redaksi
30 December 2024 10:48
0 comments:
Posting Komentar