IDXChannel – PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) mencatatkan rugi bersih senilai Rp1,60 triliun hingga kuartal III-2024.
Capaian itu berbalik dari posisi laba Rp106,3 miliar pada triwulan tiga tahun lalu. Hal ini mengakibatkan LPCK mengalami rugi per saham sebesar Rp601 per saham dari sebelumnya laba Rp40 per saham.
Apa yang Terjadi?
Dari sisi pendapatan usaha, sejatinya emiten properti grup Lippo ini meningkat 22,52 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp980,84 miliar dibandingkan triwulan ketiga tahun lalu sebesar Rp800,62 miliar.
Segmen pengelolaan kota, penjualan rumah hunian dan apartemen masing-masing tumbuh menjadi Rp299 miliar.
Demikian juga penjualan tanah industri, lahan komersial, dan rumah toko yang memberi pemasukan senilai Rp210,4 miliar, dan Rp112,2 miliar
Kendati beban pokok naik 24,06 persen yoy menjadi Rp194,78 miliar dari Rp156,99 miliar, LPCK masih menyisakan laba kotor sebesar Rp405,73 miliar, sebagaimana tercantum dalam laporan keuangan perusahaan, Senin (2/11/2024).
Beban usaha mampu termitigasi di angka Rp180an miliar. Satu beban jumbo yang memangkas laba LPCK justru datang dari kerugian yang dihasilkan dari penyelesaian Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA) sebesar Rp1,7 triliun.
Hal ini memangkas habis laba operasional, sekaligus membuat LPCK menghasilkan rugi sebelum pajak senilai Rp1,5 triliun.
Neraca keuangan per September menunjukkan total aset tumbuh 38,18 persen year-to-date (ytd) menjadi Rp13,37 triliun dari Rp9,68 triliun pada akhir 2023.
Liabilitas atau utang meningkat signifikan sebesar 182,23 persen ytd menjadi Rp8,15 triliun, dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp2,89 triliun. Sebaliknya, ekuitas perusahaan menyusut 23,10 persen ytd menjadi Rp5,22 triliun dari Rp6,79 triliun.
Kas LPCK akhir September turun 29,29 persen ytd menjadi Rp145,74 miliar, dibandingkan Rp206,11 miliar pada awal tahun ini.
(DESI ANGRIANI)
Berita ini dikutip dari : IDX Channel
Market news, Dinar Fitra Maghiszha 03/12/2024 11:05 WIB
0 comments:
Posting Komentar