Super Kawaii Cute Cat Kaoani

Kamis, 28 November 2024

Ini Rekomendasi Sektor dan Saham Pilihan Para Analis Jelang Window Dressing

Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tertekan di bulan November. Peluang penguatan IHSG terbuka di pengujung tahun 2024, terdongkrak oleh potensi terjadinya window dressing.

IHSG kembali merosot setelah sempat menguat 1,65% ke level 7.314,11 pada awal pekan ini. Tapi IHSG mundur ke posisi 7.245,88 usai anjlok 0,93% pada perdagangan Selasa (26/11).

Praktisi Pasar Modal & Founder WH Project William Hartanto mengamati pergerakan IHSG menjelang akhir November ini masih terbilang wajar. Sebab, koreksi IHSG bukan karena panic selling dari pelaku pasar maupun adanya sentimen negatif yang signifikan.

Dus, IHSG bisa menanjak kembali di bulan Desember. Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi mengamini hal itu karena secara historis dalam 10 tahun terakhir, peluang kenaikan IHSG pada bulan Desember mencapai 90%.

Audi mengatakan, performa positif IHSG di akhir tahun secara tidak langsung menunjukkan adanya window dressing. Pada tahun ini, window dressing masih berpeluang hadir. Pendorongnya adalah rebalancing portofolio dari manajer investasi.

Rebalancing dari sejumlah indeks mayor seperti IDX30, LQ45 dan MSCI Indonesia pada bulan ini membawa perubahan bobot saham, sehingga turut memengaruhi likuiditas dan strategi investasi. Selain itu, Audi menyoroti faktor makro ekonomi dan kebijakan moneter, termasuk langkah The Fed yang diperkirakan masih akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis points.

Senior Vice President & Head of Retail Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi Riawan menambahkan, dalam 10 tahun terakhir window dressing terjadi hampir setiap tahun kecuali pada tahun 2021. Dilihat dari indikator pergerakan IHSG, rata-rata kenaikan pada bulan Desember mencapai sekitar 3,40%.

Reza sepakat, arah kebijakan fiskal dan moneter akan menjadi faktor penting yang bisa mendorong window dressing. Faktor lainnya adalah kebijakan pemerintah baru di Indonesia maupun Amerika Serikat (AS) yang mengarah pada pro-growth atau pro-bisnis.

Sedangkan faktor penghambatnya bisa datang dari sentimen eksternal. Terutama risiko ketidakpastian global serta kebijakan ekonomi negara besar seperti AS dan China, yang dapat memengaruhi arus modal asing ke pasar saham.

Sementara itu, Equity Analyst Indo Premier Sekuritas Dimas Krisna Ramadhani memprediksi, probabilitas terjadinya window dressing di tahun ini masih 50:50. Dimas mempertimbangkan aliran dana dari investor asing yang masih keluar (capital outflow).

Jika berlanjut, situasi ini akan memberikan tekanan terhadap pergerakan IHSG di akhir tahun 2024.

"Namun di sisi lain jika melihat performa IHSG sejak awal tahun dibandingkan dengan indeks saham negara lain, maka memberikan “keharusan” bagi pelaku pasar untuk memperbaiki kinerjanya di akhir tahun ini khususnya bagi big fund," jelas Dimas.


Dengan skenario terjadi window dressing, Dimas menaksir saham-saham yang menjadi sasaran adalah yang masuk ke dalam konstituen fund manager.

"Dengan kata lain pilihan saham pada masa window dressing adalah saham yang masuk ke dalam indeks seperti LQ45, Kompas100, dan lainnya," terang Dimas.

Direktur Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada menambahkan, window dressing biasanya menyengat saham-saham berkapitalisasi pasar besar (big cap), khususnya di sektor perbankan.

"Fenomena window dressing memang kerap terjadi jelang akhir tahun seiring harapan dari para pengelola fund untuk mencatatkan peningkatan di portofolio-nya," kata Reza.

Head of Investment Heksa Solution Insurance Agung Ramadoni mengamini saham big cap punya prospek yang menarik. Apalagi tekanan dari capital outflow dalam dua bulan terakhir membuat sejumlah saham big cap sudah menarik secara valuasi.

Agung melihat saham yang berpotensi merespons window dressing berada di sektor perbankan dan telekomunikasi. Agung menjagokan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL).

William turut menjagokan saham perbankan, dengan pilihan pada BMRI, BBCA, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM). Kemudian sektor barang konsumsi, yakni PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

Saham lain yang menarik dilirik adalah PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL). Sedangkan Audi melirik peluang dari sektor keuangan, telekomunikasi energi dan barang baku.

Audi menyematkan rekomendasi buy pada saham BMRI, BBCA dan TLKM dengan target harga masing-masing di Rp 7.100, Rp 10.800, dan Rp 3.050. Kemudian trading buy saham PT United Tractors Tbk (UNTR) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dengan target harga Rp 29.600 dan Rp 2.360 per saham.




Berita ini dikutip dari : Kontan Investasi
Kamis, 28 November 2024 / 08:17 WIB

Unilever (UNVR) Tebar Dividen Interim Rp1,5 T, Simak Jadwalnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten barang konsumen cepat PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) sepakat untuk membagikan dividen interim periode tahun buku 2024 sebesar Rp1.564.150.000.000. Besaran dividen per saham sebesar Rp41.

Keputusan itu disetujui direksi dan dewan komisaris pada 26 November 2024. Dalam keterbukaan informasi, ada sejumlah data keuangan per 30 Juni 2024 yang mendasari pembagian dividen ini. Antara lain laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp2.466.658.000.000, Saldo Laba Ditahan yang Tidak Dibatasi Penggunaannya Rp2.668.175.000.000, dan total ekuitas Rp2.855.735.000.000.

Sementara itu, Unilever Indonesia mencatatkan laba bersih sebesar Rp 3 triliun pada kuartal III-2024. Dalam laporan keuangannya, Unilever Indonesia berhasil meraih penjualan bersih sebesar Rp 27,4 triliun hingga akhir kuartal III-2024.

Berikut jadwal pembagian dividen UNVR:

Cum Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 4 November 2024

Ex Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosias: 5 Desember 2024

Cum Dividen di Pasar Tunai: 6 Desember 2024

Ex Dividen di Pasar Tunai: 9 Desember 2024

Tanggal Daftar Pemegang Saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai: 6 Desember 2024 Waktu 16.00

Tanggal Pembayaran Dividen: 19 Desember 2024



Berita ini dikutip dari : CNBC
Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
28 November 2024 10:15

Ada Crossing Rp 600 Miliar di Saham DNET Milik Anthony Salim

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada transaksi jumbo yang tercatat di saham PT Indoritel Makmur Internasional Tbk yang terafiliasi dengan konglomerat Anthony Salim.

Transaksi terjadi pada Senin (25/11/2024) yang melibatkan saham sejumlah 66,50 juta lembar atau 665 ribu lot di harga rata-rata Rp9.050 per saham, sama seperti di pasar reguler. Sehingga total, transaksi mencapai Rp601,83 miliar.

Volume pembelian terlihat sama dengan penjualan, sehingga dimungkinkan merupakan crossing saham.

Adapun broker yang menjadi fasilitator transaksi tersebut adalah PT INA Sekuritas Indonesia. Diketahui broker berkode RB ini juga merupakan perusahaan sekuritas milik konglomerat Anthony Salim.

Sebagai informasi, harga saham DNET beberapa hari terakhir masih dalam pergerakan tren sideways. Pada Kamis hari ini (28/11/2024), saham DNET bertengger di Rp9.150 per lembar, dengan penguatan sejak opening sebanyak 1,10%.



Berita ini dikutip dari : CNBC
Tasya Natalia, CNBC Indonesia
28 November 2024 10:35

Bos Emiten Tambang Emas (AMMN) Alexander Ramlie Borong Saham Rp13 M

Jakarta, CNBC Indonesia - Bos emiten tambang emas dan tembaga PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) telah memborong sebanyak 1.410.000 saham. Yakni, Direktur Utama AMMN Alexander Ramlie, yang melakukan transaksi tersebut dari tanggal 21-22 November 2024 dengan rentang harga Rp9.525 hingga 9.700 per saham.

Berdasarkan keterbukaan informasi, Alexander memborong sebanyak 150.000 saham AMMN dengan harga Rp9.525 per saham, dan nilai transaksinya Rp1.428.750.000. Kemudian ia memborong sebanyak 21.500 dengan harga Rp9.575 per saham, sehingga total nilai transaksi sebesar Rp205.862.500.

Selanjutnya, sebanyak 210.000 saham AMMN dengan harga Rp9.600 per saham, total nilai transaksi sebesar Rp2.016.000.000. Alexander lanjut membeli lagi 50.000 saham AMMN dengan harga Rp9.625 per saham, menjadi total Rp481.250.000.

Ia kemudian menambah lagi sebanyak 478.500 saham dengan harga Rp9.650 per saham, total nilainya sebesar Rp4.617.525.000. Alexander lantas memborong lagi sebanyak 400.000 saham AMMN dengan harga Rp9.675 per saham, dengan nilai transaksi Rp3.870.000.000.

Terakhir, Dirut Amman Mineral Internasional itu menyerok lagi sebanyak 100.000 saham dengan harga Rp9.700 per saham, dengan total nilai Rp970.000.000.

Maka demikian, Alexander merogoh kocek sebesar Rp13.589.387.500.

"Tujuan transaksi, untuk tujuan investasi pribadi berupa kepemilikan secara langsung," ujarnya dalam keterbukaan informasi yang dikutip Kamis (28/11/2024).

Setelah aksi borong saham ini, tumpukan kepemilikan saham Alexander di AMMN menjadi sebanyak 388.399.920 atau sebesar 0,536%. Sebelumnya, kepemilikannya sebesar 386.989.920 atau sebesar 0,534%.



Berita ini dikutip dari : CNBC
Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
28 November 2024 13:45

Harga Emas Antam (ANTM) Kembali Naik Rp9 Ribu per Gram, Cek Daftarnya

IDXChannel Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk atau Antam (ANTM) Kamis (28/11/2024) naik Rp9.000 ke Rp1.513.000 per gram.

Sama dengan buyback atau harga yang didapat jika pemilik emas ingin menjual emas batangan juga naik Rp9.000 ke Rp1.361.000.

Harga emas Antam tersebut berlaku di kantor Antam Pulo Gadung, Jakarta.

Sesuai dengan PMK No. 34/PMK 10/2017 pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,9 persen. Jika ingin mendapatkan potongan pajak lebih rendah, yaitu sebesar 0,45 persen, sertakan nomor NPWP setiap kali transaksi.

Berikut rincian harga pecahan emas Antam hari ini dari laman resmi Logam Mulia:

  • Emas 0,5 gram: Rp806.500
  • Emas 1 gram: Rp1.513.000
  • Emas 2 gram: Rp2.966.000
  • Emas 3 gram: Rp4.424.000
  • Emas 5 gram: Rp7.340.000
  • Emas 10 gram: Rp14.625.000
  • Emas 25 gram: Rp36.437.000
  • Emas 50 gram: Rp72.795.000
  • Emas 100 gram: Rp145.512.000
  • Emas 250 gram: Rp363.515.000
  • Emas 500 gram: Rp726.820.000
  • Emas 1.000 gram: Rp1.453.600.000.

(DESI ANGRIANI)



Berita ini dikutip dari : IDX Channel
Market news, Anggie Ariesta 28/11/2024 09:07 WIB

Bedah Saham IPO Adaro Andalan (AADI) dan MR DIY (MDIY), Tertarik Beli?

IDXChannel - Dua perusahaan dengan nilai emisi jumbo dijadwalkan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal dan pertengahan Desember 2024. Calon emiten tersebut, yakni PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) dan PT Daya Intiguna Yasa Tbk atau MR DIY (MDIY).

Dalam gelaran penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), Adaro Andalan Indonesia berpotensi meraup dana segar sebesar Rp4,59 triliun, sedangkan MR DIY mengincar dana Rp4,71 triliun.

Analis MNC Sekuritas, Raka Junico Widyarman mengatakan, kedua perusahaan tersebut memiliki kapitalisasi pasar yang berkelanjutan atau sustainable. Namun, menurut Raka, IPO Adaro Andalan Indonesia menjadi lebih menarik untuk dicermati.

“Kalau dilihat, Adaro Andalan ini dengan PE 2 hingga 2,6 kali. Di mana hal ini cukup undervalue kalau dibandingkan dengan peers-nya. Misalnya, rata-rata emiten-emiten batu bara, seperti PTBA, ITMG, Bayan, dan lainnya itu diperdengarkan di level PE 6,8 kali,” kata Raka saat ditemui IDX Channel di Gedung BEI, dikutip Rabu (27/11/2024).

Menurut Raka, hal itu membuka peluang upside bagi Adaro Andalan Indonesia hingga ke 6,8 kali. Hal itu juga mengingat permintaan batu bara termal yang masih tinggi.

Sementara untuk MR DIY, Raka menilai, perseroan masuk dalam kategori overvalue dibandingkan dengan emiten-emiten di sektor ritel lainnya.

“Untuk MR DIY ini PE Ratio-nya masih cenderung mahal ya,” ujar Raka.

Meski demikian, dari sisi kinerja, MR DIY diproyeksi akan mencatatkan pertumbuhan seiring dengan pemulihan ekonomi.

Raka menambahkan, bisnis yang dijalankan oleh perseroan tidak akan terdampak signifikan jika PPN naik menjadi 12 persen tahun depan.

Raka memperkirakan, baik IPO Adaro Andalan Indonesia maupun MR DIY akan mampu diserap pasar. Namun, demand untuk MR DIY tidak akan sebesar Adaro Andalan Indonesia.

“Dengan market cap yang besar, keduanya memang menarik untuk pasar dan akan mampu diserap, namun demand-nya tidak sama,” tutur Raka.

Sebagai informasi, Adaro Andalan Indonesia akan tercatat dengan kode saham AADI pada 5 Desember 2024. Perseroan menawarkan sebanyak 778,68 juta saham atau 10 persen dari total modal ditempatkan dan disetor. 

Sedangkan Daya Intiguna Yasa akan tercatat dengan kode saham MDIY pada 19 Desember 2024. Perseroan menawarkan sebanyak 2,51 miliar saham, yang terdiri 2,26 miliar saham milik Azara Alpina Sdn Bhd yang mewakili 9 persen dan 251,90 juta saham baru yang dikeluarkan dari portepel perseroan, yang mewakili 1 persen atau seluruhnya sejumlah 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan. 

(Fiki Ariyanti)



Berita ini dikutip dari : IDX Channel
Market news Cahya Puteri Abdi Rabbi 27/11/2024 15:46 WIB

Harga Nikel Merosot, Analis Pangkas Target Saham Vale (INCO)

IDXChannel - Riset terbaru Maybank Sekuritas Indonesia memangkas target harga saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dari sebelumnya Rp5.100 menjadi Rp4.600 per saham. 

Prospek ini mempertimbangkan tekanan berkelanjutan pada harga nikel global yang lebih tajam dari ekspektasi awal, sehingga berpotensi ikut memangkas laba perusahaan

Analis Maybank Sekuritas Indonesia, Hasan Barakwan menilai, pasokan nikel global masih tetap surplus pada 2025-2026. 

Ini didorong oleh dominasi Indonesia -sebagai produsen nikel terbesar di dunia-yang cukup agresif meningkatkan produksi produk mencakup NPI, campuran hidroksida presipitat (MHP), dan matte. 

“Produk-produk ini masuk ke dalam rantai pasokan global, khususnya di China, yang memastikan pertumbuhan pasokan yang kuat meskipun terjadi gangguan lokal di wilayah lain,” kata Hasan dalam riset Vale Indonesia yang dikeluarkan pada Senin (25/11/2024).

Maybank memproyeksikan harga nikel di London Metal Exchange (LME) untuk jangka panjang akan berkisar sebesar USD16 ribu per ton, turun dari USD17 ribu per ton. 

Harga jual rata-rata (ASP) nikel untuk 2024 dan 2025 juga diestimasi turun masing-masing sebesar 6,3 persen, dan 9,8 persen menjadi USD13.588 per ton dan USD12.937 per ton.

Surplus Pasokan Bebani Harga Nikel

Kelebihan pasokan yang berkelanjutan dinilai masih memberikan tekanan besar pada harga nikel, sehingga berpotensi membebani kinerja bottom line INCO.

Hasan memangkas perkiraan laba bersih Vale Indonesia untuk 2024 dan 2025 masing-masing sebesar 41 persen, dan 33 persen menjadi USD56 juta dan USD73 juta.

Meski demikian, Hasan melihat upaya strategis INCO untuk mulai menjual bijih nikel sebagai langkah positif. 

“Kami telah memperhitungkan penjualan bijih nikel sebesar 1 juta ton pada 2025 sebagai penyangga yang kuat bagi pendapatan perusahaan,” tutur dia.

Selain itu, proyek pengembangan pabrik High-Pressure Acid Leach (HPAL) dan Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) diharapkan meningkatkan kapasitas produksi INCO hingga empat kali lipat dalam beberapa tahun mendatang.

Meski demikian, terdapat risiko di depan mata. Hasan menyebut bahwa kemungkinan tidak disetujuinya Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) untuk penjualan bijih nikel pada tahun depan akan menjadi tantangan bagi perusahaan.

Hasan juga mencatat beberapa tantangan lain, termasuk potensi keterlambatan proyek baru dan gangguan operasional akibat biaya pemeliharaan besar yang tidak terduga. 

“INCO tetap menjadi salah satu pemain utama dengan kapasitas produksi yang solid. Kami masih mempertahankan rekomendasi BUY untuk saham ini,” kata dia.

Hingga Kamis (28/11/2024) pada penutupan sesi pertama, saham INCO stagnan 0,00 persen di Rp3.650 per saham.

(DESI ANGRIANI)





Berita ini dikutip dari : IDX Channel
Market news, Dinar Fitra Maghiszha 28/11/2024 11:54 WIB

Harga Tender Multistrada (MASA) Rp7.800, Potensi Cuan 26 Persen

IDXChannel - PT Multisrada Arah Sarana Tbk (MASA) menetapkan harga penawaran tender (tender offer) sebesar Rp7.800 per saham. Hal ini dilakukan seiring rencana produsen bank Michellin tersebut yang akan Go Private.

Harga tender itu lebih tinggi 26 persen daripada harga terakhir sebelum saham MASA disuspensi sebesar Rp2.600. Harga tersebut juga lebih tinggi 81,5 persen dari harga rata-rata dalam 12 bulan terakhir.

"Rencana Go Private tidak akan merugikan hak dan kepentingan para pemegang saham publik," kata Corporate Secretary MASA, Ade Nofita lewat keterbukaan informasi, Kamis (28/11/2024).

Dia menambahkan, penawaran tersebut bersifat sukarela sehingga pemegang saham publik yang tidak berminat melepas di harga tender offer diizinkan. Di samping, mereka yang menolak menjual juga berhak meminta perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga wajar di mana berdasarkan laporan Penilai Independen, harga wajar saham MASA sebesar Rp1.898.

Ade mengatakan, pihak yang akan melakukan tender offer dalam hal ini adalah Michellin yang tak lain perusahaan induk MASA. Perusahaan ban asal Prancis ini berencana membawa MASA untuk menjadi perusahaan tertutup dan keluar dari Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sebelum menggelar tender offer, kata dia, perseroan menjadwalkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa atau RUPSLB jilid 2 pada 2 Desember 2024. Rapat yang akan dilakukan secara elektronik itu untuk meminta persetujuan berbagai langkah yang akan diambil manajemen terkait proses Go Private.

(Rahmat Fiansyah)



Berita ini dikutip dari : IDX Channel
Market news, Rahmat Fiansyah 28/11/2024 13:00 WIB

Laba AMMN Melesat 958 Persen Jadi USD720 Juta hingga Kuartal III-2024

IDXChannel - PT Amman Mineral Indonesia Tbk (AMMN) mencatat laba bersih sebesar USD720 juta hingga kuartal III-2024. Capaian tersebut meningkat 958 persen secara tahunan.

Direktur Utama AMMN, Alexander Ramlie mengatakan, kinerja keuangan positif AMMN ditopang oleh entitas anak, PT Amman Mineral Nusa Tenggara selaku pemilik konsesi sekaligus operator tambang Batu Hijau.

Sejak mengambil alih operasi Batu Hijau pada 2016, perusahaan secara konsisten mencetak rekor produksi. Batu Hijau sendiri merupakan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia.

"Tahun ini, kami mencatat tonggak sejarah baru dengan mencapai rekor produktivitas pertambangan dan produksi tertinggi untuk periode sembilan bulan pertama yang berakhir pada 30 September 2024," katanya lewat keterangan resmi, Kamis (28/11/2024).

Ramlie mengungkapkan, produksi konsentrat AMMN meningkat signifikan sebesar 85 persen dibanding tahun lalu menjadi 637 ribu metrik ton. Sementara produksi tembaga dan emas juga naik masing-masing 68 persen (335 juta pon) dan 173 persen (573 ribu ons).

"Pertumbuhan yang mengesankan ini didukung oleh produksi bijih berkadar tinggi dari Fase 7," katanya.

Direktur Keuangan AMMN, Arief Sudarto menambahkan, kinerja keuangan perseroan yang melesat cukup tinggi didorong oleh peningkatan pada penjualan tembaga dan emas yang masing-masing tumbuh 55 persen dan 146 persen.

"Kenaikan harga emas dan tembaga masing-masing 21 persen dan 6 persen juga memberikan kontribusi signifikan pada kinerja keuangan kami," katanya.

Penjualan bersih AMMN mencapai USD2,49 miliar atau tumbuh 117 persen dibandingkan tahun lalu, didorong oleh produksi dari bijih berkadar tinggi. EBITDA juga meningkat 147 persen secara tahunan dengan margin EBITDA mencapai 59 persen.

"Karena hal tersebut, laba bersih untuk periode ini meningkat sebesar 958 persen menjadi USD720 juta, menjadikan margin laba bersih sebesar 29 persen," ujar Arief.

(Rahmat Fiansyah)




Berita ini dikutip dari : IDX Channel
Market news, Rahmat Fiansyah 28/11/2024 14:12 WIB

Saham Bank Artha Graha (INPC) Milik Aguan Pulih Cepat, Naik 16 Persen

IDXChannel – Saham PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC) rebound pada perdagangan Kamis (28/11/2024), kembali menghijau usai mengalami aksi ambil untung (profit taking) sebelumnya.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.10 WIB, saham INPC meningkat 15,97 ke Rp334 per saham. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp79,94 miliar.

Pada Selasa (26/11) lalu, saham INPC turun 7,69 persen, usai reli 5 hari beruntun.

Di awal perdagangan Selasa, INPC sempat menembus Rp380 per saham, melampaui level tertinggi terakhir, yakni pada 3 Maret 2021, yang saat itu berada di di level Rp320 per saham.

Saham INPC bergerak fluktuatif sejak 21 Oktober 2024, beberapa kali naik belasan hingga di atas 20 persen.

Seiring dengan itu, pihak BEI juga sempat melakukan penghentian sementara (suspensi) perdagangan INPC, yakni pada 25 Oktober 2024 dan 30 Oktober 2024-7 November 2024.

Saham INPC melambung 75,53 persen dalam sepekan dan melonjak 148,12 persen dalam sebulan.

Sebelumnya, pengamat pasar modal Michael Yeoh berpendapat, investor berbondong-bondong membeli saham INPC seiring dengan rumor soal rencana anak usaha emiten properti PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) untuk melantai di bursa di akhir 2024.

Apalagi, kata Michael, valuasi INPC saat ini terbilang murah.

“Anak usaha dari PANI akan melakukan penawaran publik perdana (IPO) pada Desember 2024. Respons pasar dari aksi ini mengarah ke pergerakan INPC, mengingat PBV [price-to book value] INPC yang juga masih dalam valuasi murah, yaitu 0,7-0,8 kali,” kata Michael kepada IDXChannel.com, Selasa (19/11/2024).

Kedua emiten tersebut memang memiliki keterkaitan kuat di bawah kendali taipan Aguan alias Sugianto Kusuma.

Aguan, bos properti raksasa Agung Sedayu Group, berkongsi dengan pengusaha kawakan Tomy Winata di INPC dan menjadi pengendali PANI bersama dengan Grup Salim.

Untuk menjadi catatan, kendati tampak memiliki potensi ke atas, kenaikan tajam yang berkelanjutan pada saham INPC bisa memicu aksi ambil untung (profit taking) oleh investor yang ingin mengamankan keuntungan mereka.

Risiko ini perlu menjadi perhatian, terutama bagi investor yang masuk di level harga tinggi. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.



Berita ini dikutip dari : IDX Channel
Market news, TIM RISET IDX CHANNEL 28/11/2024 10:18 WIB

IHSG Sesi I Turun ke Level 7.210, Saham ADRO Jadi Pemberat

IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di zona merah pada penutupan perdagangan sesi pertama, Kamis (28/11/2024). Indeks tercatat turun 0,49 persen atau 35,42 poin ke level 7.210.

Siang ini, total volume saham yang diperdagangkan sebanyak 15,16 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp5,76 triliun, dan ditransaksikan sebanyak 645.355 kali. Sebanyak 318 saham harganya terkoreksi, 226 saham harganya naik dan 239 saham lainnya stagnan.

Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan mengatakan, indikator MACD IHSG menunjukkan tanda penyempitan pada negative slope yang diiringi dengan deathcross yang terjadi pada stochastic RSI pada area overbought-nya. 

"Oleh karena itu, kami memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang 7200-7250 pada sesi kedua perdagangan," katanya.

Sektor energi turun 2,72 persen hingga siang ini. Saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) menjadi pemberat sektor energi dan IHSG.

Sementara sektor infrastruktur turun 1,01 persen, sektor transportasi melemah 0,51 persen, sektor bahan baku turun 0,26 persen, sektor teknologi turun 0,14 persen, sektor properti terkoreksi 0,07 persen dan sektor non siklikal turun 0,01 persen. Tiga sektor naik, yaitu sektor kesehatan naik 1,01 persen, sektor industri naik 0,04 persen, sektor siklikal naik 0,36 persen.

Adapun, tiga saham yang menempati posisi top gainers yaitu PT Terang Dunia Internusa Tbk (UNTD) naik 28,57 persen ke Rp126, PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DIVA) naik 26,87 persen ke Rp170 dan PT Jakarta International Hotel & Development Tbk (JIHD) naik 24,61 persen ke Rp2.380.

Sedangkan, tiga saham yang menempati posisi top losers yaitu PT Topindo Solusi Komunika Tbk (TOSK) turun 34,57 persen ke Rp106, PT Alamtri Reources Indonesia Tbk (ADRO) turun 24,80 persen ke Rp2.760 dan PT Stready Safe Tbk (SAFE) turun 13,04 persen ke Rp240. 

Tiga saham yang aktif diperdagangkan hingga penutupan sesi pertama siang ini yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB), dan PT Era Digital Media Tbk (AWAN). 

(Rahmat Fiansyah)




Berita ini dikutip dari : IDX Channel
Market news, Cahya Puteri Abdi Rabbi 28/11/2024 12:28 WIB

Jumat, 22 November 2024

Menilik Prospek JPFA, BEEF, KLBF & GOTO Jelang Program Makan Bergizi Gratis Dimulai

Reporter: Rashif Usman | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memastikan bahwa uji coba program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai dilaksanakan di seluruh Indonesia pada Desember 2024. Program ini tak hanya melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), tetapi juga mendapat dukungan dari sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia.

Salah satu emiten yang mendukung program ini adalah PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), yang tengah mempersiapkan pembangunan central kitchen atau dapur terpusat.

Dukungan serupa juga datang dari PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF). Emiten ini mendatangkan sapi dari Australia, di mana hingga awal November perusahaan telah mengimpor 6.000 sapi dan menargetkan peningkatan hingga 7.500 sapi pada akhir 2024.

Di sisi lain, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) melalui anak usahanya, Kalbe Nutritionals, telah lebih dulu menggelar simulasi program MBG di Sulawesi Utara pada bulan lalu. Hal ini menjadi menjadi salah satu visi Kalbe Nutritionals untuk memberikan solusi nutrisi terbaik untuk peningkatan gizi anak.

Tak ketinggalan, PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) turut berkontribusi melalui skema corporate social responsibility (CSR). Dengan jaringan logistik dan teknologi yang dimilikinya, GOTO diharapkan dapat memainkan peran penting dalam mendukung keberhasilan distribusi makanan bergizi ke berbagai wilayah.

Equity Analyst Indo Premier Sekuritas, Imam Gunadi mengatakan program MBG ini tentu akan memberikan sentimen positif pada kinerja perusahaan. Namun yang perlu diperhatikan ialah program itu hingga kini masih dalam tahapan uji coba seperti yang dilakukan oleh KLBF dan GOTO.

Selain itu, Imam menerangkan dari awal November, BEEF telah mengimpor 6.000 sapi dan diperkirakan akan mencapai 7.500 sapi sampai dengan akhir 2024. Kemudian, manajemen BEEF akan melakukan penggemukan selama 110 hari ke depan sebelum dipasarkan. Jika program ini berhasil berjalan maka ada potensi sapi dari BEEF sudah siap diserap.

"Namun jika program ini mundur atau tidak sesuai dengan ekspektasi pemerintah, ada kemungkinan sapi BEEF juga dapat diserap pasar karena ada event hari raya baik Idul Fitri dan Idul Adha," kata Imam kepada Kontan, Kamis (21/11).

Untuk JPFA, pembangunan central kitchen merupakan kebijakan yang dapat memberikan sentimen positif bagi kinerja perusahaan karena dapat menekan biaya logistik, serta produk dapat dengan mudah diserap oleh pasar. Adanya program MBG ini diharapkan meningkatkan konsumsi daging ayam dan dapat terefleksi pada laporan keuangan perusahaan.

Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengungkapkan program MBG dapat menjadi katalis positif bagi pertumbuhan kinerja para emiten. 

Hendra menyampaikan KLBF melalui Kalbe Nutritionals, memiliki peluang memperluas pasar produk nutrisinya, memperkuat citra sebagai pemimpin di sektor kesehatan dan mendorong pendapatan dalam jangka menengah. 

Kemudian, JPFA dengan rencana membangun dapur terpusat dapat meningkatkan efisiensi distribusi dan memperluas jaringan pasokannya, terutama untuk produk unggas dan makanan olahan. 

Di sisi lain, BEEF telah meningkatkan impor sapi dan siap memenuhi kebutuhan daging sapi berkualitas dalam program ini sehingga berpotensi mendongkrak penjualan. 

Sementara itu, kontribusi GOTO melalui CSR akan memperkuat brand loyalty dan meningkatkan engagement pengguna platformnya, meskipun dampaknya lebih bersifat strategis ketimbang langsung terhadap pendapatan.  

"Namun, program ini juga menghadapi sejumlah kendala. Logistik menjadi tantangan utama, terutama untuk menjangkau wilayah terpencil dengan kualitas distribusi yang terjaga," ujar Hendra kepada Kontan, Kamis (21/11).

JPFA dan BEEF perlu memastikan rantai pasok tetap efisien agar kebutuhan program terpenuhi tanpa mengorbankan kualitas. KLBF menghadapi tantangan kapasitas produksi, sementara GOTO harus menyeimbangkan kontribusi CSR dengan pengelolaan neraca keuangan yang sehat. 

"Meski demikian, program ini tetap memberikan prospek menarik bagi saham emiten yang terlibat," terangnya.

Researcher Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo menyatakan skema MBG ini harus diperhatikan lebih lanjut untuk melihat dampaknya bagi emiten. Tetapi adanya program MBG ini juga bisa meningkatkan permintaan dan diharapkan juga bisa mendorong kinerja top line perusahaan.

"Kendala yang akan dihadapi bergantung pada emiten, karena masing-masing emiten memiliki perannya masing-masing, misal seperti BEEF yang bisa saja ada kendala dalam masalah impor sapi atau JPFA masalah distribusi," terang Azis kepada Kontan, Kamis (21/11).

Azis juga melihat prospek saham para emiten tersebut juga tergantung pada kinerja tiap perusahaan. "Jika program ini bisa menumbuhkan top line, maka bisa positif bagi sahamnya," tutur Azis.

Azis merekomendasikan untuk buy saham JPFA dengan target harga Rp 2.040 per saham.

Hendra merekomendasikan untuk buy saham JPFA dan GOTO dengan target harga masing-masing Rp 1.845 dan Rp 80 per saham. Ia juga merekomendasikan untuk buy on weakness saham KLBF di harga Rp 1.450 per saham dengan target harga Rp 1.575 per saham.

Kemudian, Imam merekomendasikan untuk mencermati saham JPFA dengan support Rp 1.600 per saham dan resistance Rp 1.875 per saham.



Berita ini dikutip dari : Kontan Investasi
Jumat, 22 November 2024 / 07:15 WIB