IDXChannel – Saham emiten perbankan raksasa serentah menguat pada perdagangan Kamis (31/10/2024) menyusul hasil kinerja per kuartal III-2024 yang solid.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.12 WIB, saham bank BUMN PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI meningkat 2,97 persen ke Rp4.850 per saham.
Nilai transaksi tercatat mencapai Rp743 miliar dan volume perdagangan 154 juta saham.
Selain BBRI, saham Grup Djarum PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) alias BCA terapresiasi 0,97 persen.
Demikian pula, saham bank pelat merah lainnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI yang mendaki 1,44 persen dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang naik 0,74 persen.
Berikut hasil kinerja keuangan keempat bank besar di muka hingga kuartal III-2024.
BBRI
BBRI membukukan laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp45,36 triliun selama 9 bulan di 2024 atau per September 2024.
Mengutip laporan keuangan yang dipublikasi Rabu (30/10/2024), laba BRI secara bank only tembus Rp41,67 triliun. Realisasi ini naik 6,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp39 triliun.
Penopang pertumbuhan laba BRI salah satunya adalah pendapatan bunga bersih yang naik menjadi Rp105,75 triliun. Pada periode sama tahun lalu, pendapatan bunga bersih BRI senilai Rp101,19 triliun.
Secara konsolidasi BRI membukukan pendapatan bunga Rp148,79 triliun pada kuartal III 2024, berbanding Rp131,89 triliun tahun sebelumnya.
Pertumbuhan laba BRI sedikit terhambat dengan adanya beban pencadangan 39,67 persen yoy menjadi Rp32,45 triliun. Hal ini membuat NPL Coverage BRI pun jadi memadai menjadi 215,44 persen.
Diikuti dengan adanya perbaikan NPL yang dimiliki BRI dengan NPL gross di level 3,04 persen. Pada periode sama tahun lalu, NPL gross ada di level 3,23 persen.
Dalam laporan keuangan yang sama juga tercatat kredit yang diberikan mencapai Rp1.353,35 triliun per September 2024. Sementara untuk dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp1.362,42 triliun.
Jika dilihat lebih detail, BRI mencatatkan DPK giro Rp349,48 triliun secara konsolidasi. Sedangkan giro untuk bank only mencapai Rp351,04 triliun.
Pada DPK tabungan, secara konsolidasi tercatat mencapai Rp524,74 triliun, sedangkan bank only Rp523,19 triliun. Pada pos deposito, perusahaan melaporkan membukukan Rp488,18 triliun secara konsolidasi, sedangkan secara bank only Rp483,28 triliun.
Total aset BRI di periode Januari hingga September 2024 pun tercatat Rp1.961,91 triliun atau sedikit menurun dari posisi akhir 2023 yang senilai Rp1.965 triliun.
BBCA
BBCA dan entitas anak mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 12,8 persen YoY menjadi Rp41,1 triliun hingga September 2024.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja mengatakan, pertumbuhan ini ditopang oleh ekspansi pembiayaan berkualitas serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.
Adapun peningkatan total kredit sebesar 14,5 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp877 triliun per September 2024.
“Peningkatan kredit hingga September 2024 merefleksikan komitmen BCA dalam mendukung pertumbuhan perekonomian nasional. Kami juga melihat permintaan kredit konsumer yang baik, tercermin dari pelaksanaan BCA Expoversary 2024 dan BCA Expo 2024 yang mampu mengumpulkan total aplikasi KPR dan KKB lebih dari Rp78 triliun," katanya saat konferensi pers kinerja kuartal III-2024 BCA secara online Rabu (23/10/2024).
Penyaluran pembiayaan per September 2024 ditopang kredit korporasi yang menjadi segmen dengan pertumbuhan tertinggi, naik 15,9 persen YoY mencapai Rp395,9 triliun.
Kredit komersial naik 11,8 persen YoY menjadi Rp135,3 triliun, dan kredit UKM tumbuh 14,2 persen YoY hingga Rp120,1 triliun.
Total portofolio kredit konsumer naik 13,1 persen YoY menjadi Rp216,5 triliun, didorong KPR yang tumbuh 10,7 persen YoY mencapai Rp130,4 triliun serta KKB sebesar 17,9 persen YoY menjadi Rp64,1 triliun.
Sedangkan Outstanding pinjaman konsumer lainnya (mayoritas kartu kredit) naik 15 persen YoY mencapai Rp21,9 triliun.
Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan tumbuh 10,7 persen YoY menyentuh Rp214 triliun per September 2024, berkontribusi hingga 24,3 persen dari total portofolio pembiayaan.
Jahja melanjutkan, di sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) naik 3,4 persen YoY menyentuh Rp1.125 triliun. Dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi sekitar 82 persen dari total DPK, tumbuh 5,2 persen mencapai Rp915 triliun.
"Terjaganya pertumbuhan CASA selaras dengan peningkatan total frekuensi transaksi BCA sebesar 21 persen YoY mencapai 26 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2024," tuturnya.
Sedangkan frekuensi transaksi mobile banking dan internet banking mencapai 23 miliar, naik 24 persen YoY. Jumlah nasabah yang menggunakan BCA Mobile mencapai lebih dari 31 juta. Sementara itu, pengguna myBCA tumbuh 8 kali dalam 2 tahun terakhir menjadi lebih dari 6 juta.
BBNI
BBNI mencetak laba bersih Rp16,3 triliun di kuartal III-2024 atau tumbuh 3,5 persen secara tahunan (yoy) dibandingkan periode sebelumnya di Rp15,8 triliun.
Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar mengatakan, kinerja solid BNI pada kuartal III-2024 mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghadapi tantangan ekonomi baik domestik maupun global.
"Transformasi bisnis yang kami lakukan secara konsisten telah memperkuat fundamental BNI, sehingga memungkinkan kami untuk menangkap peluang dalam mempercepat pertumbuhan," ujar Royke dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Kuartal III-2024 BNI di Jakarta, Jumat (25/10/2024).
Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada 2024 ini pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI terutama berasal dari pertumbuhan tabungan ritel, sejalan dengan program transformasi struktur pendanaan. Hal ini berdampak pada perbaikan Cost of Fund (CoF) BNI yang tercermin pada rasio Net Interest Margin (NIM) kuartal III-2024.
Pertumbuhan tersebut juga didukung oleh program terstruktur perusahaan, termasuk digitalisasi aplikasi mobile terbaru, wondr by BNI serta transformasi jaringan cabang yang berfokus pada sales culture.
BNI terus menunjukkan konsistensinya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dengan mengoptimalkan peluang ekspansi yang tersedia.
BNI melihat peluang pertumbuhan bisnis yang signifikan dan berkelanjutan sejalan dengan visi pemerintah terkait peningkatan PDB, pengentasan kemiskinan serta berbagai program sektoral meliputi infrastruktur, ketahanan energi dan pangan, pemberdayaan UKM, hilirisasi industri termasuk pertanian dan perikanan, serta program perumahan.
Optimisme terhadap kebijakan prioritas ekonomi pemerintahan baru, yang diiringi dengan proses transisi yang berjalan lancar, diharapkan dapat menjadi katalisator pertumbuhan kredit di sektor perbankan di masa mendatang.
BNI mencatatkan recovery kinerja terutama pada kuartal III-2024. Pendapatan operasional sebelum pencadangan atau PPOP pada kuartal III-2024 ini mencapai Rp8,8 triliun atau telah hampir menyentuh posisi tertingginya pada kuartal III tahun lalu sebesar Rp8,9 triliun.
Pencapaian PPOP yang solid ini berasal dari kenaikan margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) maupun pendapatan non bunga. NIM perseroan naik 40 bps secara kuartalan menjadi 4,4 persen ditopang oleh perbaikan yield kredit maupun penurunan biaya dana.
Sedangkan pertumbuhan fee income didorong oleh pendapatan loan recovery, trade finance dan transaksi pembayaran melalui aplikasi wondr by BNI yang terus meningkat.
Penyaluran kredit naik 9,5 persen YoY menjadi Rp735 triliun ditopang oleh segmen berisiko rendah. Kredit korporasi blue chip, baik dari sektor swasta maupun BUMN serta institusi pemerintah, kredit konsumer, dan kontribusi dari perusahaan anak menjadi sumber pertumbuhan terbesar.
”Fokus transformasi kami tahun ini telah memperbaiki struktur dana pihak ketiga dan kami berharap diversifikasi sumber dana ini akan lebih baik lagi ke depan,” ujar Royke.
BMRI
BMRI mencatatkan laba bersih secara konsolidasi yang mencapai Rp42 triliun di kuartal III-2024. Realisasi ini tumbuh 7,56 persen secara YoY dibandingkan periode sebelumnya Rp39,1 triliun.
Pencapaian tersebut juga ditopang oleh perluasan ekosistem berbasis digital dan optimalisasi bisnis pada perbaikan kualitas aset yang berkelanjutan.
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi mengatakan, peran strategis Bank Mandiri dalam mendukung pertumbuhan ekonomi tercermin pada pencapaian kinerja keuangan kuartal III-2024 yang tumbuh positif di sektor-sektor strategis di seluruh wilayah Indonesia.
Tercatat, di kuartal III-2024, realisasi kredit Bank Mandiri secara konsolidasi mencapai 20,8 persen secara year on year (YoY) menjadi Rp1.590 triliun. Pertumbuhan ini antara lain ditopang oleh kredit segmen wholesale yang merupakan core business Bank Mandiri.
“Bank Mandiri konsisten memperkuat perannya sebagai agen perubahan dengan menyalurkan kredit ke sektor riil guna mendukung ekonomi masyarakat dan Perekonomian Indonesia,” ujar Darmawan dalam Paparan Kinerja Keuangan Kuartal III 2024 Bank Mandiri di Jakarta, Rabu (30/10/2024).
Capaian tersebut diikuti dengan kualitas aset yang terjaga dan semakin membaik, tercermin secara bank-only rasio kredit bermasalah atau rasio NPL Bank Mandiri sebesar 0,97 persen atau menurun 39 basis poin (bps) secara tahunan.
Terbukti, hingga akhir September 2024, Bank Mandiri membukukan pertumbuhan kredit di seluruh segmen. Pertumbuhan terbesar masih ditopang oleh kredit segmen korporasi yang mencatat pertumbuhan 29,4 persen secara YoY menjadi Rp581 triliun di akhir kuartal III-2024.
Tidak hanya itu, pertumbuhan kredit Bank Mandiri juga ikut didorong oleh segmen mikro produktif dan SME yang masing-masing tumbuh 13,04 persen dan 13,7 persen secara tahunan di akhir September 2024.
Bank Mandiri juga mempertegas komitmennya terhadap ekonomi kerakyatan melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang hingga September 2024 telah mencapai Rp32,2 triliun dan menjangkau lebih dari 293 ribu pelaku UMKM.
Adapun, dalam penyaluran KUR ini, Bank Mandiri memperkuat sektor produksi serta membangun sinergi bisnis dengan nasabah wholesale untuk mendorong kolaborasi yang lebih luas.
Darmawan menambahkan, ke depan, Bank Mandiri akan terus memfokuskan pertumbuhan kredit pada sektor-sektor strategis secara berkelanjutan, seperti Pertanian & Perkebunan, Telekomunikasi, Energi, Industri Makanan dan Minuman dan sektor-sektor padat karya di berbagai wilayah.
“Melalui strategi penyaluran kredit yang mengutamakan sektor ekonomi kerakyatan, kami optimistis target pertumbuhan kredit sesuai guidance pada kisaran 16-18 persen YoY dapat tercapai pada akhir 2024,” kata Darmawan.
Fungsi intermediasi tersebut diimbangi dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) secara konsolidasi yang tumbuh sebesar 14,9 persen secara YoY menjadi Rp1.667,5 triliun di kuartal-III 2024.
Peningkatan DPK tersebut antara lain ditopang oleh pertumbuhan dana giro yang meningkat 17,8 persen YoY menjadi Rp596 triliun dan tabungan yang melesat 12,6 persen YoY menjadi Rp635 triliun. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
Berita ini dikutip dari : IDX Channel
Market news, TIM RISET IDX CHANNEL 31/10/2024 10:24 WIB
0 comments:
Posting Komentar