Super Kawaii Cute Cat Kaoani

Kamis, 31 Oktober 2024

Laba Adaro Energy Kuartal III-2024 Rp18 T Lebih, Susut 2,47%

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) melaporkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga kuartal III-2024 US$1,18 miliar atau lebih dari Rp18 triliun. Angka tersebut turun 2,47% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang sebesar US$1,22 miliar.

Mengutip laporan keuangannya, penurunan laba ADRO tersebut disebabkan oleh pendapatan usaha hingga September 2024 yang turun 10,64% secara tahunan (yoy) menjadi US$4,45 miliar dari tahun 2023 yang sebesar US$4,98 miliar.

Selain itu, beban pokok pendapatan ADRO juga turun menjadi US$2,69 miliar dari US$2,99 miliar. Alhasil, laba kotor ADRO kuartal III tahun ini menjadi US$1,75 miliar dari sebelumnya US$1,98 miliar.

Dikurangi beban usaha yang sebesar US$255 juta dan pendapatan lain-lain bersih US$17,8 juta, maka laba usaha ADRO menjadi US$1,51 miliar dari sebelumnya US$1,61 miliar.

Selanjutnya, dikurangi biaya keuangan, penghasilan keuangan, dan bagian atas keuntungan bersih ventura bersama, maka laba sebelum pajak penghasilan ADRO turun menjadi US$1,62 miliar dari sebelumnya US$1,71 miliar.

Jika dikurangi dengan beban pajak penghasilan US$300 juta, maka laba periode berjalan hingga kuartal III tahun 2024 menjadi US$1,32 miliar dari US$1,37 miliar.

Adapun total aset ADRO hingga September 2024 menjadi US$10,9 miliar atau naik dari 31 Desember 2023 yang sebesar US$10,47 miliar.




Berita ini dikutip dari : CNBC
Romys Binekasri, CNBC Indonesia
31 October 2024 12:05

HM Sampoerna (HMSP) Cetak Laba Rp 5,22 Triliun di Q3/2024

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) melaporkan laba bersih Rp 5,22 triliun hingga akhir kuartal ketiga 2024. Capaian tersebut turun 15,81% secara tahunan (yoy) per dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 6,20 triliun.

Mengutip laporan keuangan, penjualan bersih perusahaan naik 1,34% yoy menjadi Rp 88,47 triliun. Sementara itu, beban pokok penjualan naik 2,54% yoy menjadi Rp 74,71 triliun.

Alhasil laba kotor emiten bersandi HMSP tercatat Rp 13,76 triliun atau turun tipis dari tahun sebelumnya.

HM Sampoerna membukukan aset Rp 53,25 triliun, naik 3,12% yoy dengan 70% dari total aset perusahaan merupakan aset lancar atau mencapai Rp 37,40 triliun. Adapun kas dan setara kas perusahaan melonjak 124% yoy menjadi Rp 6,03 triliun.

Pada periode yang sama ekuitas perusahaan tercatat sebesar Rp 27,03 triliun hingga akhir September 2024.

Sebagai informasi, 92,44% saham HMSP digenggam oleh PT Philip Morris Indonesia dan masyarakat 7,56%.

Hingga sesi I perdagangan hari ini, Kamis (28/3/2024) saham HMSP tercatat stagnan di level Rp 865 dengan kapitalisasi pasar Rp 80,26 triliun.




Berita ini dikutip dari : CNBC
fsd, CNBC Indonesia
31 October 2024 12:55

Naik 32%, Perusahaan Gas Negara (PGAS) Cetak Laba Rp4,13 Triliun

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pelat merah PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN melaporkan lonjakan laba yang dapat diatribusikan ke entitas induk sebesar 32,69% secara tahunan (yoy) pada kuartal III-2024.

Merujuk pada laporan keuangan terbaru dikutip dari keterbukaan informasi BEI, laba bersih produsen gas bumi tersebut per September 2024 tercatat sebesar US$263,38 juta atau sekitar Rp4,13 triliun. Sementara di tahun 2023, perseroan membukukan laba sebesar US$198,49 juta.

Dari sisi top line, perseroan membukukan pendapatan sebesar US$2,81 miliar. Capaian ini naik 4,46% dari tahun lalu sebesar US$2,69 miliar.

Direktur Utama PGN Arief S. Handoko mengatakan, kinerja operasi PGN mencatatkan kinerja volume penjualan niaga gas bumi 854 BBTUD, 57 BBTUD niaga LNG serta Terminal Use Aggreement (TUA) dan pemanfaatan kapasitas terminal LNG sebesar 69 BBTUD. Trading LNG global merupakan bisnis yang baru berjalan tahun ini sehingga berkontribusi juga atas kenaikan pendapatan terhadap tahun lalu.

Kemudian total volume transmisi gas bumi tercatat 1.527 MMSCFD dan minyak bumi sebanyak 150.716 BOEPD. Untuk bisnis lain yang dikelola anak perusahaan atau afiliasi PGN pencapaian tercatatnya dari lifting migas 20.074 BOEPD, regasifikasi LNG 144 BBTUD dan proses LPG 105 ton per hari.

Optimalisasi pengelolaan volume gas bumi ditengah tantangan natural decline pasokan gas pipa dapat dimitigasi dengan baik dan penurunan beban keuangan pasca pelunasan obligasi merupakan salah satu faktor utama yang menyokong pencapaian kinerja keuangan ini," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (31/10).

Kenaikan pendapatan PGAS dikontribusikan oleh Pelanggan industri dan komersial yang menyumbang US$1,85 miliar terhadap pos pendapatan niaga gas bumi. Sisanya, pendapatan dari Pelanggan rumah tangga dan SPBG masing-masing menyumbang sebesar US$17,0 juta dan US$2,33 juta.

Kendati turunnya pendapatan, laba PGAS terhimpit Beban Pokok sebelum pajak sebesar US$2,23 miliar. Sebelumnya, perseroan mengakumulasikan beban sebesar US$2,17 miliar.

Dari segi permodalan, per September 2024, perusahaan mencatatkan aset sebesar US$6,33 miliar. Dengan liabilitas dan ekuitas masing-masing US$2,76 miliar dan US$3,57 miliar.



Berita ini dikutip dari : CNBC
Romys Binekasri & Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
31 October 2024 12:52

Laba PIK 2 (PANI) Melesat 91% Jadi Rp 487 M di Q3/2024, Ini Kata Aguan


Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten milik Sugianto Kusuma alias Aguan, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), melaporkan lonjakan laba bersih sebesar 91% pada kuartal III-2024.

Merujuk pada laporan keuangan terbaru dikutip dari keterbukaan informasi BEI, laba bersih perusahaan pengembang Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 tersebut per September 2024 tercatat sebesar Rp 487 miliar. Sementara di tahun 2023, perseroan membukukan laba sebesar Rp254,55 miliar.

Dari sisi top line, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp2,1 triliun. Capaian ini naik 21% dari tahun lalu sebesar Rp1,7 triliun.

Naiknya pendapatan ini ditopang oleh segmen kavling komersial, segmen produk komersial dan segmen residensial yang menjadi fokus utama PANI sebagai pengembang yang memantapkan visi dan misi untuk menciptakan kota terintegrasi lengkap dengan fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh kawasan menengah dan menengah ke atas, termasuk sedang membangun amenities seputar MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions) serta jalan tol baru KATARAJA yang akan beroperasi mulai tahun depan.

Kendati turunnya pendapatan, laba PANI terhimpit Beban Pokok pendapatan sebesar Rp897,86 miliar. Sebelumnya, perseroan mengakumulasikan beban sebesar Rp855,34 miliar.

Atas hal ini, Presiden Direktur PANI Sugianto Kusuma mengatakan, angka yang tercantum dalam laporan keuangan PANI ini menggambarkan pengembangan PIK2 yang telah menjadi destinasi masyarakat sekitarnya, baik secara lokal maupun internasional.

"Melihat antusiasme dan animo masyarakat sekitar yang tinggi terhadap PIK2, kami semakin memantapkan diri bahwa PANI akan terus maju ke depannya, dapat mengemban harapan dari pemegang saham dan memenuhi tanggung jawab kami kepada seluruh pemangku kepentingan," kata Aguan, dalam keterangannya, dikutip Kamis, (31/10/2024).

Per September 2024, perusahaan mencatatkan aset sebesar Rp44,1 triliun. Dengan liabilitas dan ekuitas masing-masing Rp17,85 triliun dan Rp26,3 triliun.



Berita ini dikutip dari : CNBC
Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
31 October 2024 13:00

Kalbe Farma (KLBF) Cetak Laba Rp2,37 T, Naik 15,21% di Kuartal III

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) dan entitas anak mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp2,38 triliun pada kuartal III-2024. Perolehan itu naik 15,21% secara tahunan atau year on year (yoy) dari setahun sebelumnya sebesar Rp2,06 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan Kalbe Farma yang berakhir pada 30 September 2024, penjualan neto tercatat sebesar Rp24,24 triliun, naik 7,43% yoy dari setahun sebelumnya sebesar Rp22,56 triliun. Penjualan dari distribusi dan logistik menjadi yang terbesar, yakni Rp7,87 triliun, diikuti dengan penjualan neto obat resep sebesar Rp6,89 triliun.

Penjualan neto dari produk kesehatan dan nutrisi, masing-masing sebesar Rp3,28 triliun dan Rp6,17 triliun per akhir September 2024.

Seiring dengan kenaikan tersebut, beban pokok penjualan ikut naik 7,78% yoy menjadi Rp14,72 triliun pada sembilan bulan pertama tahun ini. Beban penjualan naik menjadi Rp5,04 triliun.

Beban administrasi juga naik tipis menjadi Rp1,14 triliun dari setahun sebelumnya Rp1,13 triliun. Beban penelitian dan pengembangan juga terkerek menjadi Rp317,51 miliar dari setahun sebelumnya Rp271,16 miliar.

Pendapatan operasi lainnya turun menjadi Rp39,98 miliar dari setahun sebelumnya Rp45,50 miliar, sedangkan beban operasi lainnya berhasil ditekan menjadi Rp51,69 miliar dari setahun sebelumnya sebesar Rp125,51 miliar.

Penghasilan bunga KLBF melambung menjadi Rp129,40 miliar pada kuartal III-2024, dari setahun sebelumnya Rp63,21 miliar.

Beban bunga dan keuangan juga berhasil ditekan menjadi Rp50,48 miliar dari setahun sebelumnya sebesar Rp76,56 miliar pada September 2023.

Total aset perusahaan milik keluarga mendiang Boenjamin Setiawan itu pun naik menjadi Rp28,75 triliun dari sebesar Rp27,05 triliunn pada akhir Desember 2023.



Berita ini dikutip dari : CNBC
Muhammad Khadafi, CNBC Indonesia
31 October 2024 13:30

Rugi Blibli (BELI) Menyusut Jadi Rp1,87 Triliun di Kuartal III-2024

IDXChannel - Perusahaan e-commerce PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) mencatatkan rugi bersih senilai Rp1,87 triliun hingga kuartal III-2024. 

Capaian itu menyusut 28,65 persen year-on-year (yoy) dibandingkan rugi pada periode sama tahun lalu senilai Rp2,62 triliun.

Dengan begitu, rugi per saham dasar BELI melandai menjadi Rp15 per saham, dari semula Rp22 per saham.

Kinerja ini tak terlepas dari pertumbuhan pendapatan usaha BELI 5,8 persen yoy menjadi Rp12,13 triliun, dikontribusikan utama dari ritel online mencapai Rp5,26 triliun, lebih rendah dari tahun lalu.

Sementara toko fisik BELI tumbuh menjadi Rp4,14 triliun, demikian juga pendapatan dari institusi senilai Rp4,04 triliun, demikian menurut laporan keuangan yang diterbitkan Rabu (30/10/2024).

Beban pokok masih tak berubah di kisaran Rp9,79 triliun, sehingga menyisakan laba kotor mencapai Rp2,33 triliun.

Angka tersebut habis terpangkas oleh ongkos penjualan hingga beban umum dan administrasi, sehingga secara operasional Blibli rugi Rp1,74 triliun, dengan rugi sebelum pajak di level Rp1,79 triliun.

Berkat performa ini, akumulasi defisit BELI di pos neraca naik menjadi Rp25,36 triliun, meski ekuitas masih positif mencapai Rp6,97 triliun. 

Di sisi lain, utang naik 67,73 persen year-to-date (ytd) menjadi Rp8,38 triliun, membuat aset naik 19,63 persen ytd menjadi Rp15,36 triliun. Hingga akhir September, kas BELI terkuras 21,54 persen ytd menjadi Rp1,48 triliun.

(Febrina Ratna)



Berita ini dikutip dari : IDX Channel
Market news, Dinar Fitra Maghiszha 31/10/2024 11:19 WIB

Telkom (TLKM) Cetak Laba Rp17,67 Triliun hingga Kuartal III-2024

IDXChannel - PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom (TLKM) mencatatkan laba bersih konsolidasian sebesar Rp17,67 triliun hingga kuartal III-2024. 

Realisasi ini turun 9,35 persen dibanding periode yang sama tahun lalu Rp19,5 triliun, mengutip laporan keuangan perseroan, Rabu (30/10/2024).

TLKM mendulang pendapatan sebesar Rp112,22 triliun sepanjang sembilan bulan 2024 atau naik tipis 0,88 persen dari sebelumnya Rp111,24 triliun. 

Per 30 September 2024, hampir seluruh biaya dan beban emiten pelat merah meningkat. Di antaranya beban operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi naik menjadi Rp29,98 triliun.

Beban penyusutan dan amortisasi menjadi Rp24,25 triliun, beban karyawan naik menjadi Rp13,16 triliun, dan beban interkoneksi naik menjadi Rp4,92 triliun.

Sementara itu, jumlah ekuitas TLKM tercatat menyusut dari Rp156,56 triliun per 31 Desember 2023 menjadi Rp154,35 triliun per 30 September ini. Pun dengan total aset sedikit turun dari Rp287,04 triliun menjadi Rp285,13 triliun. 

Sedangkan total liabilitas melandai jadi Rp130,78 triliun dari sebelumnya Rp130,48 triliun. 

(Fiki Ariyanti)



Berita ini dikutip dari : IDX Channel
Market news, Fiki Ariyanti 30/10/2024 19:03 WIB

Triputra Agro (TAPG) Umumkan Dividen Interim Jumbo Rp1,5 Triliun

IDXChannel - PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) mengumumkan rencana pembagian dividen interim sebesar Rp1,5 triliun. Jumlah tersebut setara 93 persen dari laba bersih yang berakhir 30 September 2024 sebesar Rp1,6 triliun.

Corporate Secretary TAPG, Joni Tjen menyebut rencana pembagian dividen interim tersebut telah diputuskan dalam rapat direksi perseroan pada 25 Oktober 2024 yang disetujui oleh Dewan Komisaris pada tanggal 29 Oktober 2024.

"Dengan rincian dividen interim yang akan dibayar Rp1,5 triliun," katanya, Rabu (30/10/2024).

Dividen tersebut akan dibagikan untuk 19,85 miliar saham TAPG. Dengan demikian, nilai dividen saham yang dicairkan mencapai Rp76 per saham.

Sementara itu, harga saham TAPG hingga siang ini menanjak 1,65 persen ke Rp925. Dengan kata lain, indikasi imbal hasil dividen (dividend yield) mencapai 8,2 persen.

Manajemen sebelumnya juga telah membagikan dividen final sebesar Rp91 per saham yang cair pada 31 Mei 2024. Dengan pengumuman dividen interim tersebut, maka pemegang saham TAPG menikmati yield hingga 18 persen dengan asumsi harga akuisisi Rp925 per saham.

Hingga kuartal III-2024, emiten perkebunan sawit dan karet milik TP Rachmat itu meraup pendapatan Rp6,2 triliun. Sementara laba bersihnya menembus Rp1,6 triliun.

Berikut jadwal pembagian dividen interim yang diumumkan manajemen:

1. Cum Dividen di Pasar Reguler dan Negosiasi : 7 November 2024
2. Ex Dividen di Pasar Reguler dan Negosiasi : 8 November 2024
3. Cum Dividen di Pasar Tunai : 11 November 2024
4. Ex Dividen di Pasar Tunai : 12 November 2024
5. Pembayaran Dividen : 20 November 2024

(Rahmat Fiansyah)



Berita ini dikutip dari : IDX Channel
Market news, Rahmat Fiansyah 30/10/2024 10:55 WIB

Pendapatan Turun, Laba Matahari (LPPF) Susut Jadi Rp622 Miliar hingga Kuartal III-2024

IDXChannel - Emiten ritel, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) mencatatkan laba bersih senilai Rp622,26 miliar hingga kuartal III-2024. 

Realisasi itu turun 1,30 persen year-on-year (yoy) dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp630,52 miliar.

Dengan demikian, laba per saham dasar LPPF turun tipis menjadi Rp275 per saham, dari semula Rp278 per saham.

Di sisi lain, pendapatan usaha LPPF turun 1,27 persen yoy menjadi Rp4,91 triliun. Perusahaan dalam rilisnya mengklaim penjualan usaha menembus Rp9,5 triliun.

Menurut laporan keuangan Rabu (30/10/2024), nilai penjualan konsinyasi LPPF menembus Rp6,64 triliun, dengan nilai bersih sebanyak Rp2,10 triliun.

Sementara penjualan eceran sebesar Rp2,80 triliun. Setelah dipangkas beban pokok, maka tersisa laba kotor senilai Rp3,26 triliun.

Sederet beban usaha membawa laba operasional LPPF mencapai Rp997,92 miliar, dengan laba sebelum pajak Rp774,37 miliar.

“Kami bertekad untuk terus beradaptasi dengan lanskap pelanggan dan bisnis ritel yang terus berkembang,” kata CEO Matahari, Monish Mansukhani dalam keterangan di Jakarta Rabu (30/10/2024).

Neraca LPPF akhir September 2024 mencatat penurunan aset 19,3 persen year-to-date (ytd) tersisa Rp4,74 triliun, dengan utang turun 20,83 persen ytd.

Modal naik triple digit menjadi Rp112,26 miliar. Sementara kas akhir kuartal III ini tersisa Rp122,26 miliar.

(Fiki Ariyanti)



Berita ini dikutip dari : IDX Channel
Market news, Dinar Fitra Maghiszha 31/10/2024 13:01 WIB

Empat Saham Bank Raksasa Kompak Menghijau, BBRI Naik 3 Persen

IDXChannel – Saham emiten perbankan raksasa serentah menguat pada perdagangan Kamis (31/10/2024) menyusul hasil kinerja per kuartal III-2024 yang solid.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.12 WIB, saham bank BUMN PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI meningkat 2,97 persen ke Rp4.850 per saham.

Nilai transaksi tercatat mencapai Rp743 miliar dan volume perdagangan 154 juta saham.

Selain BBRI, saham Grup Djarum PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) alias BCA terapresiasi 0,97 persen.

Demikian pula, saham bank pelat merah lainnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI yang mendaki 1,44 persen dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang naik 0,74 persen.

Berikut hasil kinerja keuangan keempat bank besar di muka hingga kuartal III-2024.

BBRI

BBRI membukukan laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp45,36 triliun selama 9 bulan di 2024 atau per September 2024. 

Mengutip laporan keuangan yang dipublikasi Rabu (30/10/2024), laba BRI secara bank only tembus Rp41,67 triliun. Realisasi ini naik 6,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp39 triliun.

Penopang pertumbuhan laba BRI salah satunya adalah pendapatan bunga bersih yang naik menjadi Rp105,75 triliun. Pada periode sama tahun lalu, pendapatan bunga bersih BRI senilai Rp101,19 triliun.

Secara konsolidasi BRI membukukan pendapatan bunga Rp148,79 triliun pada kuartal III 2024, berbanding Rp131,89 triliun tahun sebelumnya.

Pertumbuhan laba BRI sedikit terhambat dengan adanya beban pencadangan 39,67 persen yoy menjadi Rp32,45 triliun. Hal ini membuat NPL Coverage BRI pun jadi memadai menjadi 215,44 persen.

Diikuti dengan adanya perbaikan NPL yang dimiliki BRI dengan NPL gross di level 3,04 persen. Pada periode sama tahun lalu, NPL gross ada di level 3,23 persen.

Dalam laporan keuangan yang sama juga tercatat kredit yang diberikan mencapai Rp1.353,35 triliun per September 2024. Sementara untuk dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp1.362,42 triliun.

Jika dilihat lebih detail, BRI mencatatkan DPK giro Rp349,48 triliun secara konsolidasi. Sedangkan giro untuk bank only mencapai Rp351,04 triliun.

Pada DPK tabungan, secara konsolidasi tercatat mencapai Rp524,74 triliun, sedangkan bank only Rp523,19 triliun. Pada pos deposito, perusahaan melaporkan membukukan Rp488,18 triliun secara konsolidasi, sedangkan secara bank only Rp483,28 triliun.

Total aset BRI di periode Januari hingga September 2024 pun tercatat Rp1.961,91 triliun atau sedikit menurun dari posisi akhir 2023 yang senilai Rp1.965 triliun.

BBCA

BBCA dan entitas anak mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 12,8 persen YoY menjadi Rp41,1 triliun hingga September 2024.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja mengatakan, pertumbuhan ini ditopang oleh ekspansi pembiayaan berkualitas serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.

Adapun peningkatan total kredit sebesar 14,5 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp877 triliun per September 2024.

“Peningkatan kredit hingga September 2024 merefleksikan komitmen BCA dalam mendukung pertumbuhan perekonomian nasional. Kami juga melihat permintaan kredit konsumer yang baik, tercermin dari pelaksanaan BCA Expoversary 2024 dan BCA Expo 2024 yang mampu mengumpulkan total aplikasi KPR dan KKB lebih dari Rp78 triliun," katanya saat konferensi pers kinerja kuartal III-2024 BCA secara online Rabu (23/10/2024).

Penyaluran pembiayaan per September 2024 ditopang kredit korporasi yang menjadi segmen dengan pertumbuhan tertinggi, naik 15,9 persen YoY mencapai Rp395,9 triliun.

Kredit komersial naik 11,8 persen YoY menjadi Rp135,3 triliun, dan kredit UKM tumbuh 14,2 persen YoY hingga Rp120,1 triliun.

Total portofolio kredit konsumer naik 13,1 persen YoY menjadi Rp216,5 triliun, didorong KPR yang tumbuh 10,7 persen YoY mencapai Rp130,4 triliun serta KKB sebesar 17,9 persen YoY menjadi Rp64,1 triliun.

Sedangkan Outstanding pinjaman konsumer lainnya (mayoritas kartu kredit) naik 15 persen YoY mencapai Rp21,9 triliun.

Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan tumbuh 10,7 persen YoY menyentuh Rp214 triliun per September 2024, berkontribusi hingga 24,3 persen dari total portofolio pembiayaan.

Jahja melanjutkan, di sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) naik 3,4 persen YoY menyentuh Rp1.125 triliun. Dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi sekitar 82 persen dari total DPK, tumbuh 5,2 persen mencapai Rp915 triliun.

"Terjaganya pertumbuhan CASA selaras dengan peningkatan total frekuensi transaksi BCA sebesar 21 persen YoY mencapai 26 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2024," tuturnya.

Sedangkan frekuensi transaksi mobile banking dan internet banking mencapai 23 miliar, naik 24 persen YoY. Jumlah nasabah yang menggunakan BCA Mobile mencapai lebih dari 31 juta. Sementara itu, pengguna myBCA tumbuh 8 kali dalam 2 tahun terakhir menjadi lebih dari 6 juta.

BBNI

BBNI mencetak laba bersih Rp16,3 triliun di kuartal III-2024 atau tumbuh 3,5 persen secara tahunan (yoy) dibandingkan periode sebelumnya di Rp15,8 triliun.

Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar mengatakan, kinerja solid BNI pada kuartal III-2024 mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghadapi tantangan ekonomi baik domestik maupun global.

"Transformasi bisnis yang kami lakukan secara konsisten telah memperkuat fundamental BNI, sehingga memungkinkan kami untuk menangkap peluang dalam mempercepat pertumbuhan," ujar Royke dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Kuartal III-2024 BNI di Jakarta, Jumat (25/10/2024).

Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada 2024 ini pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI terutama berasal dari pertumbuhan tabungan ritel, sejalan dengan program transformasi struktur pendanaan. Hal ini berdampak pada perbaikan Cost of Fund (CoF) BNI yang tercermin pada rasio Net Interest Margin (NIM) kuartal III-2024. 

Pertumbuhan tersebut juga didukung oleh program terstruktur perusahaan, termasuk digitalisasi aplikasi mobile terbaru, wondr by BNI serta transformasi jaringan cabang yang berfokus pada sales culture.

BNI terus menunjukkan konsistensinya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dengan mengoptimalkan peluang ekspansi yang tersedia. 

BNI melihat peluang pertumbuhan bisnis yang signifikan dan berkelanjutan sejalan dengan visi pemerintah terkait peningkatan PDB, pengentasan kemiskinan serta berbagai program sektoral meliputi infrastruktur, ketahanan energi dan pangan, pemberdayaan UKM, hilirisasi industri termasuk pertanian dan perikanan, serta program perumahan.

Optimisme terhadap kebijakan prioritas ekonomi pemerintahan baru, yang diiringi dengan proses transisi yang berjalan lancar, diharapkan dapat menjadi katalisator pertumbuhan kredit di sektor perbankan di masa mendatang.

BNI mencatatkan recovery kinerja terutama pada kuartal III-2024. Pendapatan operasional sebelum pencadangan atau PPOP pada kuartal III-2024 ini mencapai Rp8,8 triliun atau telah hampir menyentuh posisi tertingginya pada kuartal III tahun lalu sebesar Rp8,9 triliun.

Pencapaian PPOP yang solid ini berasal dari kenaikan margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) maupun pendapatan non bunga. NIM perseroan naik 40 bps secara kuartalan menjadi 4,4 persen ditopang oleh perbaikan yield kredit maupun penurunan biaya dana. 

Sedangkan pertumbuhan fee income didorong oleh pendapatan loan recovery, trade finance dan transaksi pembayaran melalui aplikasi wondr by BNI yang terus meningkat.

Penyaluran kredit naik 9,5 persen YoY menjadi Rp735 triliun ditopang oleh segmen berisiko rendah. Kredit korporasi blue chip, baik dari sektor swasta maupun BUMN serta institusi pemerintah, kredit konsumer, dan kontribusi dari perusahaan anak menjadi sumber pertumbuhan terbesar.

”Fokus transformasi kami tahun ini telah memperbaiki struktur dana pihak ketiga dan kami berharap diversifikasi sumber dana ini akan lebih baik lagi ke depan,” ujar Royke.

BMRI

BMRI mencatatkan laba bersih secara konsolidasi yang mencapai Rp42 triliun di kuartal III-2024. Realisasi ini tumbuh 7,56 persen secara YoY dibandingkan periode sebelumnya Rp39,1 triliun. 

Pencapaian tersebut juga ditopang oleh perluasan ekosistem berbasis digital dan optimalisasi bisnis pada perbaikan kualitas aset yang berkelanjutan.

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi mengatakan, peran strategis Bank Mandiri dalam mendukung pertumbuhan ekonomi tercermin pada pencapaian kinerja keuangan kuartal III-2024 yang tumbuh positif di sektor-sektor strategis di seluruh wilayah Indonesia.

Tercatat, di kuartal III-2024, realisasi kredit Bank Mandiri secara konsolidasi mencapai 20,8 persen secara year on year (YoY) menjadi Rp1.590 triliun. Pertumbuhan ini antara lain ditopang oleh kredit segmen wholesale yang merupakan core business Bank Mandiri. 

“Bank Mandiri konsisten memperkuat perannya sebagai agen perubahan dengan menyalurkan kredit ke sektor riil guna mendukung ekonomi masyarakat dan Perekonomian Indonesia,” ujar Darmawan dalam Paparan Kinerja Keuangan Kuartal III 2024 Bank Mandiri di Jakarta, Rabu (30/10/2024).

Capaian tersebut diikuti dengan kualitas aset yang terjaga dan semakin membaik, tercermin secara bank-only rasio kredit bermasalah atau rasio NPL Bank Mandiri sebesar 0,97 persen atau menurun 39 basis poin (bps) secara tahunan.

Terbukti, hingga akhir September 2024, Bank Mandiri membukukan pertumbuhan kredit di seluruh segmen. Pertumbuhan terbesar masih ditopang oleh kredit segmen korporasi yang mencatat pertumbuhan 29,4 persen secara YoY menjadi Rp581 triliun di akhir kuartal III-2024. 

Tidak hanya itu, pertumbuhan kredit Bank Mandiri juga ikut didorong oleh segmen mikro produktif dan SME yang masing-masing tumbuh 13,04 persen dan 13,7 persen secara tahunan di akhir September 2024. 

Bank Mandiri juga mempertegas komitmennya terhadap ekonomi kerakyatan melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang hingga September 2024 telah mencapai Rp32,2 triliun dan menjangkau lebih dari 293 ribu pelaku UMKM. 

Adapun, dalam penyaluran KUR ini, Bank Mandiri memperkuat sektor produksi serta membangun sinergi bisnis dengan nasabah wholesale untuk mendorong kolaborasi yang lebih luas.

Darmawan menambahkan, ke depan, Bank Mandiri akan terus memfokuskan pertumbuhan kredit pada sektor-sektor strategis secara berkelanjutan, seperti Pertanian & Perkebunan, Telekomunikasi, Energi, Industri Makanan dan Minuman dan sektor-sektor padat karya di berbagai wilayah. 

“Melalui strategi penyaluran kredit yang mengutamakan sektor ekonomi kerakyatan, kami optimistis target pertumbuhan kredit sesuai guidance pada kisaran 16-18 persen YoY dapat tercapai pada akhir 2024,” kata Darmawan.

Fungsi intermediasi tersebut diimbangi dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) secara konsolidasi yang tumbuh sebesar 14,9 persen secara YoY menjadi Rp1.667,5 triliun di kuartal-III 2024. 

Peningkatan DPK tersebut antara lain ditopang oleh pertumbuhan dana giro yang meningkat 17,8 persen YoY menjadi Rp596 triliun dan tabungan yang melesat 12,6 persen YoY menjadi Rp635 triliun. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.


Berita ini dikutip dari : IDX Channel
Market news, TIM RISET IDX CHANNEL 31/10/2024 10:24 WIB