Penulis : Indah Handayani
JAKARTA, investor.id – PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) membidik kenaikan pendapatan sebesar 6-9% pada 2024. Hal itu seiring dengan prospek yang lebih kuat mulai dari Kuartal III-2024 dan seterusnya.
Manajemen Garuda Metalindo (BOLT) mengatakan, dalam menghadapi tantangan di industri otomotif, BOLT tetap yakin dapat mencapai pertumbuhan pendapatan 6-9% YoY untuk tahun ini. “Optimisme ini didorong oleh kinerja ekspor yang kuat, rantai pasokan kendaraan listrik (EV) yang berkembang, dan kemunculan Indonesia sebagai pusat manufaktur otomotif yang pesat,” ungkap manajemen dalam risetnya, Selasa (20/8/2024).
Menurut manajemen, paruh pertama tahun ini telah menjadi periode yang kuat bagi BOLT, dengan perseroan yang tidak jatuh sedalam penurunan penjualan otomotif, menunjukkan ekspansi pasar yang signifikan. BOLT secara strategis diposisikan untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan jangka menengah hingga jangka panjang saat pembuat mobil global mendirikan pusat ASEAN mereka di Indonesia, didorong oleh insentif pajak yang menguntungkan.
“Peluang ini sangat signifikan karena pemerintah menerapkan persyaratan konten lokal minimum (TKDN), mendorong penggunaan komponen yang diproduksi dalam negeri,” papar manajemen.
Selama enam tahun terakhir, manajemen menyebut, penjualan ekspor kendaraan roda empat nasional secara konsisten melebihi penjualan domestik, meskipun kontribusi dari ekspor masih relatif kecil. Dengan pengalaman lebih dari 40 tahun dalam manufaktur pengencang (fastener), BOLT adalah pemasok komponen otomotif yang diakui secara global dan siap untuk menyediakan suku cadang lokal yang penting.
Di luar sektor otomotif, BOLT secara strategis memperluas strategi pertumbuhannya dengan memasuki pasar internasional dan mendiversifikasi jangkauan domestiknya di berbagai industri. Ini termasuk memasok komponen dan fastener untuk sektor furnitur dan infrastruktur. Dengan memanfaatkan pengalaman luas dan statusnya sebagai produsen fastener terintegrasi vertikal terkemuka di negara ini, BOLT sangat siap untuk mendiversifikasi peluang pertumbuhannya.
“Diversifikasi strategis ini tidak hanya memperkuat posisi pasar BOLT tetapi juga meningkatkan ketahanannya terhadap fluktuasi spesifik industri,” papar manajemen.
Pada kuartal II-2024 BOLT melampaui kinerja industri. Pada Kuartal II-2024, perusahaan mencatat pendapatan sebesar Rp 337,9 miliar, mencerminkan penurunan sebesar 7,5% QoQ akibat dampak musiman dari libur Lebaran yang menyebabkan periode produksi lebih singkat, serta penurunan yang lebih luas di sektor otomotif.
Secara khusus, produksi kendaraan roda empat menurun sebesar 9,46% QoQ, sementara pendapatan segmen Suku Cadang Mobil (Autoparts) Perusahaan turun dengan margin yang lebih kecil sebesar 6,1% QoQ, menunjukkan adanya perluasan pangsa pasar. Secara bersamaan, pendapatan dari segmen Suku Cadang Motor (Motorcycle parts) menurun sebesar 10,4%, yang jauh lebih baik dibandingkan penurunan produksi kendaraan roda dua industri sebesar 15.5% QoQ.
“Pada kuartal mendatang, kami memperkirakan pemulihan penjualan untuk suku cadang kendaraan roda dua dan roda empat seiring dengan kembali normalnya jumlah hari kerja dan perluasan pasar yang mendukung prospek pertumbuhan yang lebih kuat,” ucap manajemen.
Margin EBITDA menyusut menjadi 10,2% dari 11,2% pada Kuartal I-2023 akibat lemahnya penjualan, sehingga menghasilkan EBITDA sebesar Rp 34,6 miliar, turun 15,4% QoQ. Penting untuk dicatat bahwa sebagian besar pengeluaran Perusahaan merupakan biaya tetap, sehingga penurunan penjualan secara alami menyebabkan penyusutan margin.
“Namun, Perusahaan mengantisipasi pemulihan pada produksi kendaraan roda empat dan roda dua pada kuartal mendatang. Didukung oleh perluasan pangsa pasar, penjualan keseluruhan diharapkan menunjukkan pertumbuhan yang kuat,” kata manajemen.
Secara tahunan, manajemen menegaskan, angka Kuartal II-2024 tidak dapat dibandingkan secara langsung karena Kuartal II-2023 mengalami volume pesanan yang tidak biasa tinggi akibat gangguan dalam rantai pasokan semikonduktor pada semester I-2022, yang menyebabkan lonjakan pesanan dari perusahaan otomotif pada Semester II-2022 dan berlanjut hingga semester I-2023.
0 comments:
Posting Komentar